Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Syifa, Kuliah di Usia 16 Tahun, Kini Jadi Lulusan Termuda UB

Kompas.com - 16/01/2024, 15:11 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Syifa Khairunnisa menjadi lulusan termuda Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) pada wisuda UB yang digelar Sabtu (13/1/2024).

Syifa mengawali perkuliahannya di UB di usia 16 tahun setelah mengikuti kegiatan akselerasi saat SMP di Kuala Lumpur dan SMA di Jakarta.

Selama kuliah, Syifa berupaya selalu aktif mengikuti perkuliahan. Syifa juga aktif mengembangkan kemampuan soft skill agar bisa mengimbangi teman-temannya.

“Ada kekhawatiran dan kecemasan di diri saya, apakah bisa berbaur dengan teman-teman yang umurnya lebih tua dibandingkan dengan saya. Tapi, kemudian saya menyadari kalau itu semua hanya overthinking semata, dan akhirnya saya berani untuk mengembangkan kemampuan dan memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri,” ujarnya, dilansir dari rilis UB.

Baca juga: Kisah Mujab, Lulusan UI Gapai Beasiswa LPDP ke Inggris berkat Doa Ibu

Ia juga pernah menjadi asisten laboratorium di Lab Ergonomi, Perancangan Kerja dan Inovasi Produk, FT UB, dan juga aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan serta himpunan mahasiswa.

Syifa menyebut dukungan keluarga merupakan hal yang penting. Syifa merupakan putri bungsu dari dua bersaudara.

Ibu dan kakaknya merupakan seorang dokter dan ayahnya bekerja di perusahaan minyak dan gas nasional.

“Banyak tantangan yang saya hadapi dalam menyelesaikan kuliah, namun karena dukungan dan doa dari keluarga, saya bisa menuntaskan kuliah dengan penuh semangat”, jelas mahasiswi berkacamata ini.

Baca juga: Cerita Laila, Lulusan Terbaik Poltekpar IPK 4, Sudah Kerja Sebelum Wisuda

Terbukti, Ia mampu menyelesaikan tugas akhir dalam satu semester atau enam bulan saja serta menyandang gelar sebagai Sarjana Teknik di usia 20 tahun dan berpredikat dengan pujian.

Syifa memilih topik Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) khususnya di dunia industri minyak dan gas.

Ketertarikannya pada dunia K3L sudah sejak semester 4, ketika pertama kali mempelajari mata kuliah tersebut.

“Saya juga menyadari betapa pentingnya aspek kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya di bidang migas, yang terinspirasi dari ayah saya yang juga bekerja di industri ini” terangnya.

Dara kelahiran Jakarta ini kemudian mengembangkan kedua topik ini menjadi karya akhirnya dalam menyelesaikan studi di Universitas Brawijaya.

"Topik ini yang paling membuat saya penasaran dan tertarik untuk diteliti lebih dalam. Selain itu juga, banyaknya lokasi kecelakaan kerja di lokasi pengeboran minyak dan gas, dan saya juga tertarik untuk berkontribusi dalam upaya penurunan kecelakaan kerja di pengeboran minyak dan gas," pungkas Syifa. 

Baca juga: Ini Skor TOEFL, PTE Academic, dan IELTS Saat Daftar Beasiswa LPDP 2024

Dalam penelitiannya, Syifa menggunakan metode Root Cause Analysis untuk mengetahui permasalahan dari masing-masing jenis kecelakaan kerja.

Ia juga mengkombinasikan metode ini dengan model Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui prioritas kriteria faktor penyebab kecelakaan kerja dan membantu dalam proses pengambilan keputusan pada perusahaan migas.

“Menurut saya, kedua metode ini bisa diterapkan di pengeboran lepas pantai maupun industri lainnya," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com