Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Indonesia Raih Juara 3 Kompetisi Sains Data ASEAN 2023

Kompas.com - 26/10/2023, 16:00 WIB
Theresia Aprilie,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prestasi gemilang telah diraih oleh perwakilan Indonesia dalam ajang ASEAN Data Science Explorers (DSE) Regional Finals 2023. Tim “JKaLgOLithm” dari Indonesia berhasil meraih juara ketiga dalam kompetisi yang digelar oleh ASEAN Foundation bersama SAP ini.

Tim ini terdiri atas Kay Eugenia Purnama dan Jessen Wiryawan, dua mahasiswa Indonesia yang berkuliah di National University of Singapore (NUS).

Proyek yang mereka buat berfokus pada solusi untuk kawasan atau daerah kumuh yang seringkali ditemukan di Indonesia atau negara ASEAN lainnya. Menurut riset yang mereka lakukan, terdapat banyak isu terkait kurangnya pemantauan pemerintah dalam kasus ini.

Baca juga: Pentingnya Mengembangkan Kemampuan Analisis Data Generasi Muda

Terlebih, mereka menilai bahwa komunitas yang ada di daerah kumuh kerap menghadapi berbagai tantangan, seperti terbatasnya akses air bersih, pengangguran, dan lain sebagainya.

Dari adanya kondisi tersebut, mereka menghadirkan solusi pembuatan website terpadu untuk meningkatkan pemantauan.

“Untuk itu, kami mengusulkan solusi yaitu an all-in-one website platform untuk meningkatkan monitoring efforts dengan satellite imaging yang dipadu dengan remote sensing and image classification techniques,” jelas Kay dalam wawancara yang dilakukan oleh tim Kompas.com, Rabu (25/10/2023).

Selain itu, solusi ini juga mereka buat guna menghubungkan sukarelawan ke kawasan kumuh yang membutuhkan bantuan mendesak.

Kay mengungkapkan, dalam proses penyusunan proyek ini, mereka melakukan riset mendalam untuk mendukung analisis mereka. Lalu, mereka membuat visualisasi data untuk menunjukkan wawasan yang ingin ditekankan.

Baca juga: Dorong Generasi Muda Melek Data, DQlab UMN Rilis Modul Pentaho Bahasa Indonesia

Selanjutnya, mereka mencari tahu upaya yang dilakukan negara-negara lain dalam menghadapi isu yang mereka pilih.

“Kami mengadaptasi solusi itu supaya bisa lebih diterapkan dan sesuai dengan komunitas yang ditujukan,” ujarnya.

Kesulitan yang dirasakan

Dalam merancang proyek ini, Kay dan Jessen juga menghadapi berbagai tantangan. Namun, tantangan terbesar bagi mereka yaitu waktu.

“Dalam kompetisi seperti ini, tekanan waktu sangat tinggi karena kami perlu menyusun proyek, mengumpulkan dan menganalisis data, serta mengembangkan solusi yang efektif dalam jangka waktu yang terbatas,” tutur Kay.

Terlebih, mereka berdua harus membagi waktu terhadap pengerjaan proyek ini di tengah kesibukan kuliah mereka.

Baca juga: Masuki Era AI dan Big Data, Lulusan 7 Jurusan Ini Banyak Dibutuhkan

Meskipun begitu, mereka tetap bersemangat dalam menyelesaikan proyek ini guna memberi dampak positif dengan mengatasi isu pemukiman kumuh.

“Semangat kami untuk mengatasi isu slums dan menciptakan dampak positif terus memotivasi kami untuk mengatasi setiap kendala yang muncul,” ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com