Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Kembangkan Pesawat Tanpa Awak untuk Deteksi Kebakaran Hutan

Kompas.com - 06/01/2022, 20:28 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat tanpa awak (nirawak) atau biasa disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) biasa digunakan untuk berbagai kepentingan. Di berbagai negara maju, pesawat tanpa awak digunakan untuk keperluan militer.

Peneliti Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan pesawat tanpa awak untuk keperluan lain yang cukup mendesak di Indonesia. 

Mereka merancang pesawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka yang bisa mendeteksi dini kebakaran hutan. Salah satu kehebatan pesawat tanpa awak Elang Caraka adalah mampu terbang selama enam jam dengan jarak tempuh 200 km. Elang Caraka juga mampu melakukan pengawasan wilayah secara autonomous.

"Operator dapat mengendalikan pesawat tanpa awak dari jarak jauh serta melihat rekaman gambar secara langsung melalui monitor yang ada di Ground Control Station," papar Gesang Nugroho yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip dari laman UGM, Kamis (6/1/2022).

Baca juga: Tim UB Kembangkan Alat Deteksi Covid-19 dan Penyakit Pernapasan Lain

Pesawat tanpa awak cegah meluasnya kebakaran hutan

Gesang menjelaskan, pesawat tanpa awak Elang Caraka dikembangkan sebagai solusi untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan yang sering terjadi di Indonesia.

Beberapa tahun belakangan kawasan hutan Indonesia mengalami penyusutan, sebagian besar disebabkan peristiwa kebakaran hutan dan pembalakan liar.

Menurutnya, kondisi geografis, medan lahan gambut yang luas, kurangnya akses jalan, terbatasnya sumber daya manusia, dan minimnya fasilitas menimbulkan masalah yang cukup besar saat melakukan pemantauan dan pemadaman dini kebakaran.

"Ketika hutan terbakar, jarang ada yang mengetahui titik terbakar hutan tersebut," ungkapnya.

Baca juga: Siswa, Ini 4 Kehebatan Kucing, Punya Gen 95,6 Persen Seperti Harimau

Dari pemikiran tersebut, dia dan tim menggagas alat yang bisa mendeteksi titik api di hutan. Jika bisa terdeteksi sejak awal, bisa mencegah kebakaran hutan yang lebih luas.

Selama ini, lanjut Gesang, pendeteksi titik api di hutan dilakukan dengan patroli udara menggunakan helikopter.

Namun, penggunaan helikopter memakan biaya tinggi dan hanya bisa dilakukan siang hari. Ketika terjadi kebakaran di malam hari, api sudah terlanjur membesar pada keesokan hari sehingga sulit untuk dipadamkan.

Spesifikasi pesawat tanpa awak Elang Caraka

Gesang mengungkapkan, pesawat tanpa awak Elang Caraka memiliki bentang sayap sepanjang 3,6 m dan badan pesawat sepanjang 1,92 m. Pesawat ini juga dilengkapi kamera thermal untuk mengirimkan rekaman udara secara langsung yang dapat dilihat di darat.

Baca juga: Wujudkan Kampus Bebas Kekerasan Seksual, Unair Siap Dampingi Penyintas

Mesin dengan kapasitas 30 cc digunakan untuk menerbangkan pesawat Elang Caraka yang berbobot 20 kg dan hanya memerlukan landasan sepanjang 90 meter untuk lepas landas dan mendarat

Pesawat ini dapat mendeteksi kebakaran dengan sensor cerdas Electrical Nose (Enose) yang mampu mendeteksi adanya asap yang ditunjukkan meningkatnya grafik output dari sensor cerdas dibanding dengan kondisi normal tanpa asap.

"Enose bekerja seperti halnya hidung manusia, menggunakan larik sensor gas yang mampu mendeteksi asap tersebut," beber Gesang.

Bisa dioperasikan siang dan malam

Penelitian pesawat tanpa awak ini sendiri dimulai dengan tahap perancangan dengan aplikasi desain tiga dimensi, manufaktur, hingga uji terbang.

"Elang Caraka melakukan uji terbang hingga dapat melakukan misi secara sempurna," tandasnya.

Baca juga: Calon Mahasiswa, Begini Cara Membuat Akun LTMPT 2022

Pesawat tanpa awak Elang Caraka yang mampu dioperasikan baik siang maupun malam diharapkan mampu mendeteksi dini kebakaran dan tim pemadam dapat melakukan pemadaman secara langsung sebelum titik api membesar dan semakin luas.

"Selain itu, biaya operasional pesawat tanpa awak Elang Caraka juga jauh lebih murah dibandingkan menggunakan helikopter. Sehingga diharapkan kehadiran pesawat tanpa awak Elang Caraka mampu menekan angka kebakaran hutan dan lahan yang ada di Indonesia," tutup Gesang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com