Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Bernegosiasi dengan Anak, agar Anak Mengikuti Arahan

Kompas.com - 08/04/2021, 19:45 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Penulis: Marina Ariyani | Editor: Bhuana Ilmu Populer

KOMPAS.com - Bagi Ayah dan Bunda, tahukah ada cara efektif untuk bernegosiasi dengan anak-anak? Tidak apa, Ayah dan Bunda melakukan negosiasi ke anak-anak. Karena, dengan melakukan hal ini bisa menjadi pengalaman penting bagi anak-anak.

Proses ini dapat menjadi cara orangtua mengajarkan anak untuk menghadapi masalah dengan baik. Dengan negosiasi, Ayah dan Bunda bisa menciptakan batas sekaligus memberi anak-anak ruang kebebasan.

Negosiasi berarti anak dan orangtua sama-sama memiliki hak untuk menyuarakan keinginan sekaligus kewajiban untuk mendengarkan. Bernegosiasi dengan anak juga tidak perlu melibatkan segala macam teriakan yang hanya akan menimbulkan perdebatan sengit.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Tidak ada yang mau menjadi “musuh” di mata anak-anak, bukan? Berikut beberapa taktik negosiasi yang bisa Ayah–Bunda terapkan di rumah.

Semuanya membutuhkan alasan dan penjelasan

Anak membutuhkan penjelasan yang membuat dirinya paham dan dapat diterima oleh logika berpikirnya. Di rumah, Ayah–Bunda pasti sering melihat anak menunjukkan perilaku yang membuat kesal, misalnya saja menginginkan barang tertentu dan tidak mau diganti dengan barang baru, memainkan benda-benda penting yang mungkin tidak butuhkan, sementara anak kekeuh tidak mau menyerahkannya, atau memegang, meraih, dan memainkan benda berbahaya.

Jika Ayah–Bunda menghadapi situasi seperti ini, langkah pertama yang wajib dibiasakan adalah menghindari bersikap reaktif. Sebaliknya, sikap tenang adalah modal utama bagi Anda untuk berpikir lebih sehat dan cenderung melahirkan solusi. Setelah kemarahan anak mereda, kita baru menjelaskan dengan bijak.

Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?

Misalnya, jika anak memainkan benda-benda penting yang akan kita perlukan, seperti laptop, buku, ponsel kunci motor atau mobil, sementara ia bersikeras tidak mau menyerahkannya, carilah benda pengganti yang memungkinkan untuk mengalihkan perhatiannya. Tegaskan kepada anak bahwa benda yang kita sodorkan betul-betul menarik dan membuatnya penasaran.

Intinya, lakukan sebuah usaha untuk merayunya. Ayah–Bunda, ada banyak pilihan kata yang bisa digunakan untuk bernegosiasi dengan anak.

Menghadapi anak yang merengek

Ayah Bunda, kita sering kali menghadapi anak yang merengek. Merengek bisa timbul sebagai bentuk ekspresi menginginkan sesuatu yang sebetulnya sederhana, seperi ingin jajan, membeli mainan, mengganti barang lama dengan baru, ingin makanan yang dimakan orang lain, dan berbagai keinginan sederhana lainnya.

Namun, keinginan sederhana itu tidak lagi sederhana ketika mereka terus mengungkapkannya tanpa henti. Bagaimana kita, orangtua, dalam menyikapi perilaku anak seperti ini?

Baca juga: BUMN Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, D3, S1-S2

Pertama, pastikan kondisi hati kita dalam keadaan tenang dan tidak gelisah agar tidak terpancing emosi. Kedua, cukup didengarkan dan tanggapi ala kadarnya. Jika anak terus berulang meminta sesuatu untuk dikabulkan, tanggapi saja dengan kata “iya”, “oke”, atau “baik” sehingga pada akhirnya anak akan bosan.

Langkah seperti ini untuk meyakinkan kita bahwa anak yang merengek tidak selamanya bersifat mendesak, bisa jadi karena sebuah ekspresi saja.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com