Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Banjir parah yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, disebut sebagai pertanda kemunculan kembali Selat Muria.
Selat Muria merupakan selat yang pernah ada pada zaman Kerajaan Demak, menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Muria, serta salah satu kawasan perdagangan yang ramai.
Namun, sekitar tahun 1657, endapan-endapan sungai yang bermuara di Selat Muria perlahan-lahan mulai terbawa laut sehingga selat ini semakin dangkal dan akhirnya menghilang.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi mengenai kemunculan Selat Muria perlu diluruskan.
Narasi yang menyebutkan banjir Demak sebagai pertanda kemunculan kembali Selat Muria dibagikan oleh akun Facebook ini, pada Rabu (20/3/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Pekan ini jejak Laut purba selat Muria muncul kembali dalam bentuk Banjir Di Karanganyar demak menyandera jalur Pantura jilid 2 Di tahun 2024 hanya selang selapan atau kurang lebih 40 hari dari kedatangannya yg pertama
Kali ini di lengkapi dengan fenomena weduz kendit yg cukup gagah
Akun Facebook lain membagikan narasi sebagai berikut:
Selat Muria (1657) terindikasi muncul kembali; Demak, Kudus, Semarang, Purwodadi, Rembang, Pati, dulunya adalah selat. Akankah mengarah pada Sabdo Palon nagih janji..?, sebab janji itu dimulai dari peradaban Demak....
Diluar fenomena itu semoga warga terdampak bisa tertolong, dan cepat mendapatkan bantuan pihak terkait....PRAY FOR JAWA TENGAH..
Sementara, akun Facebook ini, ini, dan ini membagikan video banjir melanda permukiman dengan teks sebagai berikut: Apakah pertanda selat Muria akan muncul kembali?
Demak dilanda banjir terparah sejak 1992. Pada Rabu (20/3/2024), banjir kian meluas dan telah merendam 13 kecamatan.
Diberitakan Kompas.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho mengatakan, Kecamatan Karanganyar menjadi wilayah terparah, dengan ketinggian air mencapai 3 meter dan membuat semua warganya mengungsi.
Jumlah warga yang terdampak banjir Demak mencapai 97.000 jiwa. Sementara, jumlah pengungsi kurang lebih 25.000 orang yang tersebar di Demak dan Kabupaten Kudus.
Banjir parah itu mendorong beredarnya narasi soal kemunculan kembali Selat Muria.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa banjir Demak dan Kudus bukan pertanda kemunculan kembali Selat Muria.