Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Menara 5G Pancarkan Radiasi yang Membahayakan Manusia

Kompas.com - 09/03/2024, 17:44 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah konten mengeklaim, menara pemancar jaringan telekomunikasi 5G memancarkan radiasi yang dapat membahayakan tubuh manusia.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Konten yang mengeklaim menara pemancar 5G memancarkan radiasi berbahaya dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (6/3/2024).

Berikut narasi yang dibagikan:

jika disekitar kalian terdapat tower dengan hiasan seperti daun palem. itu adalah TOWER 5g dengan frekuensi yg dpt menimbulkan radiasi yg tdk baik utk tubuh manusia.

Semakin pendek gelombang semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi frekuensi semakin berbahaya radiasinya.

Hoaks, menara pemancar 5G memancarkan radiasi berbahayaScreenshot Hoaks, menara pemancar 5G memancarkan radiasi berbahaya

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com telah membantah sejumlah hoaks terkait jaringan 5G, termasuk klaim bahwa teknologi itu digunakan untuk mengaktifkan pandemi baru.

Dilansir Kompas.com, batas paparan medan elektromagnetik, termasuk jaringan 5G, diatur oleh Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiasi Non-Pengion atau ICNIRP.

Untuk diketahui, teknologi 5G menggunakan frekuensi medan elektromagnetik frekuensi radio (RF EMF) lebih tinggi dari frekuensi lainnya.

Kendati demikian, paparan 5G tidak akan menimbulkan bahaya apa pun asalkan mematuhi pedoman ICNIRP.

Ketua ICNIRP Eric van Rongen mengatakan, tidak ada bukti bahwa medan elektromagnetik menyebabkan kanker, elektro hipersensitivitas, kemandulan, atau lainnya.

Hal serupa juga disampaikan Guru Besar Radiologi dan Fisika Medis, Marvin C Ziskin. Tidak ada dasar untuk mengeklaim bahwa 5G mampu mengakibatkan masalah kesehatan serius, selama aturan ICNIRP dipatuhi.

"Bukti ilmiah menunjukkan bahwa emisi 5G tidak bersifat kumulatif. Artinya, paparan berulang dari paparan yang tidak berbahaya tidak akan menghasilkan efek biologis yang merugikan," jelas Ziskin, seperti diberitakan Reuters.

Selain tidak terbukti secara ilmiah 5G dapat mengakibatkan penyakit parah, tidak ada pula penelitian yang membuktikan bahwa jaringan tersebut mampu menimbulkan pandemi.

Kesimpulan

Tidak terbukti secara ilmiah 5G dapat mengakibatkan penyakit parah, tidak ada pula penelitian yang membuktikan bahwa jaringan tersebut mampu menimbulkan pandemi.

Paparan 5G tidak akan menimbulkan bahaya apa pun bagi kesehatan asalkan memenuhi pedoman Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiasi Non-Pengion atau ICNIRP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com