KOMPAS.com - Keterlibatan pengguna media sosial dalam ujaran kebencian pada masa pemilihan umum (pemilu) banyak ditemukan di X (Twitter) dan Facebook.
Sebagian besar ujaran kebencian berupa serangan terhadap identitas, seperti agama, ras, atau identitas politik. Ada pula hinaan, kata-kata kotor, ancaman, dan ujaran bernada seksual atau vulgar.
Hal ini berdasarkan pemantauan Monash Data dan Democracy Research Hub (MDDRH) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) terhadap lebih dari 24.000 teks ujaran kebencian selama periode 1 September 2023 sampai 31 Januari 2024.
Associate Professor Program Manajemen Kebijakan Publik Monash University Indonesia, Ika Idris mengatakan, terdapat 57.000 konten bermuatan ujaran kebencian pemilu di Facebook. Unggahan dapat menjadi patokan pemicu ujaran kebencian dan keterlibatan pengguna lainnya.
Menurut Ika, keterlibatan paling banyak di Facebook yakni passive engagement, dalam bentuk reaksi like, angry, love, haha, sad, dan wow. Adapun reaksi like sebesar 84 persen. Sementara, jumlah komentar mencapai 15 juta dan share sebanyak 4 juta.
Kendati demikian, jumlah komentar di Facebook belum dianalisis secara keseluruhan, hanya dihitung keterlibatannya saja.
"Kalau bisa dianalisis barangkali bisa berbeda jumlahnya," kata Ika, saat Peluncuran Dashboard Pantauan Ujaran Kebencian, disiarkan melalui kanal YouTube AJI Indonesia, Senin (12/2/2024).
Sementara di X, ada lebih banyak konten ujaran kebencian seputar pemilu, dengan total 120.000 twit.
X memiliki fitur impression yang mampu mendeteksi seberapa banyak sebuah twit dilihat oleh pengguna dalam periode waktu tertentu.
Ada total 51 miliar impression. Sementara jumlah like mencapai 18 juta, reply 1 juta, dan retweet sebanyak 6 juta.
Ujaran kebencian seputar pemilu juga ditemukan di Instagram. Ika menuturkan, ada 4.472 konten yang berhasil dipantau dengan jumlah komentar sebanyak 9 juta dan like sebanyak 181 juta.
"Itu (Instagram) sebenarnya tinggi sekali ya engagement terhadap postingan-postingan yang mengandung ujaran kebencian," kata Ika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.