KOMPAS.com - Ada sejumlah data dan klaim yang disampaikan oleh calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat terakhir Pilpres 2024.
Debat kelima yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024) tersebut mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi.
Untuk menguji seberapa akurat data dan klaim yang disampaikan, berikut rangkuman penelusuran faktanya.
Ganjar menyebutkan, pernah bertemu dengan kelompok buruh yang menuntut peninjauan kembali Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
Pertemuan Ganjar dengan kelompok buruh memang pernah terjadi pada Sabtu (3/2/2024) bersama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.
Buruh menyampaikan keluhan dan Ganjar berjanji akan merevisi undang-undang berupa omnibus law tersebut.
Fakta selengkapnya dapat dilihat di sini.
Nama Kalis Mardiasih sempat disebut oleh Ganjar dalam debat.
Ia mengatakan, aktivis perempuan tersebut meminta Ganjar untuk memperhatikan hak kelompok perempuan dan disabilitas.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Kalis memang pernah bertemu Ganjar acara "Gelar Tikar Ganjar" di Yogyakarta, 29 Januari 2024.
Hal yang disampaikan disampaikan Kalis kepada Ganjar yakni hak perempuan, korban kekerasan seksual, kesetaraan gender, sampai manajemen kebersihan menstruasi di sekolah.
Ganjar menyebutkan bahwa ada dua kelompok yang selama ini terpinggirkan, yakni perempuan dan penyandang disabilitas.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengungkapkan, kaum perempuan lebih sulit mengakses pekerjaan secara global.
Sebanyak 15 persen perempuan usia kerja secara global ingin bekerja, tetapi tidak memiliki pekerjaan, dibandingkan dengan 10,5 persen pria.
Kesenjangan gender di lingkungan kerja, termasuk soal gaji hampir tidak berubah dalam 10 tahun terakhir.
Kelompok disabilitas juga terpinggirkan akibat tidak dapat mengakses fasilitas umum.
Mereka kesulitan berjalan di trotoar, mengakses transportasi publik, hingga masuk ke rumah ibadah, pertokoan, dan fasilitas kesehatan.
Contohnya kelompok disabilitas yang kesulitan mengakses MRT karena jumlah lift dan ramp kursi roda terbatas.