KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19 berlangsung, sekitar 2020 hingga 2022, unggahan hoaks terkait vaksinasi begitu banyak beredar di media sosial.
Secara prinsip, vaksin diberikan untuk dapat "membangkitkan" sistem antibodi agar dapat mengenali virus corona. Setelah mengenali virus, maka sistem kekebalan tubuh dapat melawannya.
Akan tetapi, beredar banyak narasi bernuansa penuh konspirasi bahwa vaksinasi tidak untuk memasukkan vaksin, melainkan menanam cip ke dalam tubuh.
Unggahan hoaks dengan narasi yang menyatakan bahwa cip ditanam ke dalam tubuh manusia masih banyak beredar meskipun pandemi Covid-19 sudah berlalu.
Beberapa waktu lalu, terdapat unggahan dengan klaim bahwa Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa merupakan salah satu orang yang telah ditanamkan mikrocip ke dalam tubuhnya.
Konten video itu memperlihatkan saat Presiden Ramaphosa sedang diperiksa suhu tubuhnya menggunakan termometer yang diarahkan ke pergelangan tangan.
Namun, narasi yang muncul adalah mikrocip itu telah diimplan ke dalam pergelangan tangan Ramaphosa.
"Lihat tangan kanannya, ada mikrocip yang ditanam dan sedang dipindai," demikian keterangan yang tertulis dalam bahasa setempat.
Konten itu diunggah pada 1 November 2023 dan hingga kini telah dibagikan lebih dari 1.600 kali. Lihat kontennya di tautan ini dan salinannya di sini.
Berdasarkan penelusuran AFP, konten ini pada awalnya diunggah di akun TikTok milik Kepala Komunikasi Digital Kepresidenan Afsel, Athi Geleba.
Kepada AFP, Geleba menyatakan bahwa video itu diambil saat Presiden Ramaphosa kembali ke Afsel setelah melakukan kunjungan kerja dari Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada September 2023.
"Itu merupakan pemeriksaan rutin, screening temperatur di bandara sepulangnya dari Sidang Umum PBB," ujar Geleba.
Pemeriksaan temperatur tubuh dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit, termasuk Covid-19. Alat pemeriksa bisa diarahkan ke jidat atau bagian tangan seperti pergelangan.
Departemen komunikasi di Bandara Oliver Tambo menyatakan bahwa semua penumpang tidak ada yang lolos dari pemeriksaan.
Karena presiden merupakan penumpang VIP, maka pemeriksaan dilakukan secara khusus setelah Ramaphosa menginjakkan kaki di bandara.
"Untuk VIP biasanya kami menggunakan termometer genggam untuk memeriksanya ke jidat atau pergelangan tangan. Tapi untuk penumpang umum maka kami menggunakan alat yang dipasang secara khusus di terowongan penumpang dan memeriksa suhu tubuh secara otomatis," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.