Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Israel Mengubah "Barcode" Produk untuk Hindari Boikot?

Kompas.com - 02/11/2023, 13:14 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Solidaritas terhadap rakyat Palestina membuat masyarakat beramai-ramai menolak membeli produk buatan Israel. Seruan pemboikotan turut beredar di media sosial.

Lantas, muncul narasi yang mengaitkan barcode atau kode batang sebagai penanda negara asal pembuatan produk.

Contohnya narasi yang diunggah akun ini dan ini pada Rabu (1/11/2023).

Kedua akun menginformasikan bahwa angka di bawah kode batang berawalan 729 menandakan produk berasal dari Israel.

Kemudian, Israel diklaim mengubah kode batang dari 729 menjadi 871 untuk menghindari boikot atas produk-produknya.

Namun, benarkah narasi tersebut? Simak penelusuran fakta berikut.

Hoaks lama

Narasi soal berubahnya kode batang produk Israel dari 729 menjadi 871 sudah beredar setidaknya sejak dua tahun lalu.

Informasi keliru soal kode batang produk dan negara asalnya bermula dari data GS1 yang disalahpahami.

GS1 merupakan perjanjian industri dagang global yang dideklarasikan pada 3 April 1973.

Perjanjian itu menghasilkan pembuatan kode batang produk global, untuk memudahkan pemindaian bahan makanan dan memberdayakan rantai pasokan.

Organisasi non-profit ini mendata informasi dasar tentang produk, lokasi, dan perusahaan secara terbuka dan global.

GS1 memang memberikan prefix atau kode awal untuk mengidentifikasi negara asal produk tertentu.

Namun, perusahaan dapat mengubah kode itu karena produksinya dapat dilakukan di mana pun.

Berdasarkan Prefix GS1, kode 729 memang mengidentifikasikan produk yang terdata GS1 di Israel. Sedangkan, kode 871 merupakan kode GSI di Belanda, bukan Israel.

Prefix itu dipahami secara keliru, seolah-olah angka yang tertera di kode batang sudah pasti membuktikan negara asal produk. Padahal, faktanya tidak demikian.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com