KOMPAS.com - Solidaritas terhadap rakyat Palestina membuat masyarakat beramai-ramai menolak membeli produk buatan Israel. Seruan pemboikotan turut beredar di media sosial.
Lantas, muncul narasi yang mengaitkan barcode atau kode batang sebagai penanda negara asal pembuatan produk.
Contohnya narasi yang diunggah akun ini dan ini pada Rabu (1/11/2023).
Kedua akun menginformasikan bahwa angka di bawah kode batang berawalan 729 menandakan produk berasal dari Israel.
Kemudian, Israel diklaim mengubah kode batang dari 729 menjadi 871 untuk menghindari boikot atas produk-produknya.
Namun, benarkah narasi tersebut? Simak penelusuran fakta berikut.
Narasi soal berubahnya kode batang produk Israel dari 729 menjadi 871 sudah beredar setidaknya sejak dua tahun lalu.
Informasi keliru soal kode batang produk dan negara asalnya bermula dari data GS1 yang disalahpahami.
GS1 merupakan perjanjian industri dagang global yang dideklarasikan pada 3 April 1973.
Perjanjian itu menghasilkan pembuatan kode batang produk global, untuk memudahkan pemindaian bahan makanan dan memberdayakan rantai pasokan.
Organisasi non-profit ini mendata informasi dasar tentang produk, lokasi, dan perusahaan secara terbuka dan global.
GS1 memang memberikan prefix atau kode awal untuk mengidentifikasi negara asal produk tertentu.
Namun, perusahaan dapat mengubah kode itu karena produksinya dapat dilakukan di mana pun.
Berdasarkan Prefix GS1, kode 729 memang mengidentifikasikan produk yang terdata GS1 di Israel. Sedangkan, kode 871 merupakan kode GSI di Belanda, bukan Israel.
Prefix itu dipahami secara keliru, seolah-olah angka yang tertera di kode batang sudah pasti membuktikan negara asal produk. Padahal, faktanya tidak demikian.