KOMPAS.com - Saat membicarakan perlawanan yang dilakukan warga Palestina terhadap pendudukan Israel, Hamas menjadi kelompok yang paling banyak dibicarakan.
Hamas merupakan salah satu dari banyak kelompok perlawanan yang ada di Palestina. Meski demikian, sejumlah peristiwa besar dalam konflik Israel dan Palestina kerap melibatkan Hamas.
Jika melihat sejarahnya, kelompok yang memiliki nama lengkap Harakat al-Muqawama al-Islamiyah atau Gerakan Perlawanan Islam ini lahir saat Intifada pertama.
Intifada merupakan aksi menentang kolonisasi Israel dengan melemparkan batu ke tentara Israel yang dianggap berlaku sewenang-wenang.
Aksi Intifada pertama berlangsung pada 8 Desember 1987. Adapun Hamas berdiri pada 10 Desember 1987 yang dipimpin oleh ulama kharismatik Syaikh Ahmad Yassin.
Tidak hanya Ahmad Yassin, Hamas juga didirikan sejumlah tokoh seperti Abdul Aziz al-Rantisi dan Mahmoud Al Zahar.
Selama beberapa tahun menjadi kelompok militan yang menentang Israel, Hamas kemudian bergerak ke ranah politik. Bahkan, Hamas memenangkan pemilu pada 2006.
Akan tetapi, kemenangan Hamas ini diwarnai konflik internal antara Fatah dengan Hamas, juga adanya upaya membatalkan hasil pemilu.
Menurut jurnalis David Rose di Vanity Fair, kudeta terhadap kemenangan Hamas dilakukan dengan bantuan Amerika Serikat dan Israel.
Setelah terjadi konflik selama beberapa lama, kemudian terjadi rekonsiliasi. Hingga kemudian, Hamas menjadi pihak yang memegang otoritas di Jalur Gaza sejak Juni 2007.
Setelah itu, Jalur Gaza menjadi wilayah yang diisolasi dan diblokade Israel.
Pada Oktober 2023 ini, Hamas kemudian membuat kejutan dengan melakukan infiltrasi ke wilayah Israel dan menyandera sejumlah orang.
Aksi Hamas itu membuat Israel mendeklarasikan perang terhadap Palestina, terutama Jalur Gaza, wilayah yang telah dikurungnya selama bertahun-tahun.
Untuk mengetahui apa dan siapa kelompok Hamas, simak penjelasannya melalui infografik di bawah ini: