KOMPAS.com - Meski telah menjadi pengetahuan dasar, tetapi fakta bahwa Bumi berbentuk bulat sering diragukan.
Padahal ada cara mudah yang dapat dilakukan setiap orang untuk membantah teori Bumi datar.
Tanpa perlu melakukan penelitian ilmiah yang rumit atau penghitungan matematis, kegiatan berikut dapat membuktikan soal bentuk Bumi.
Ketika berada di pelabuhan, kita dapat mengamati kapal yang berlayar. Semakin jauh kapal, maka akan tampak semakin tenggelam, mulai badan kapal sampai tiangnya perlahan seolah menghilang.
Dilansir Live Science, pengamatan tersebut membantah teori Bumi datar.
Sebab, jika memakai logika Bumi datar, maka kapal akan tampak semakin kecil selaras dengan jarak yang semakin jauh.
Sementara, kapal yang menghilang perlahan dari badan kapal, tiang, lalu tampak menghilang membuktikan bentuk Bumi sesungguhnya.
Selain pelabuhan, kita juga dapat membuktikan bentuk Bumi dengan pergi ke tempat tinggi. Apabila Bumi datar, mata manusia akan mampu melihat obyek terjauh.
Namun, akibat bentuk Bumi yang bulat, manusia hanya mampu memandang paling jauh sekitar 5 kilometer ketika memanjat pohon, berada di gedung, atau gunung yang tinggi.
Aristoteles dapat membuktikan Bumi bulat dengan mengamati gerhana Bulan. Ia mengamati bayangan Bumi di permukaan Matahari yang tampak melengkung.
Terlepas dari rotasi Bumi, tetapi Aristoteles melihat bayangan melengkung lalu menyimpulkan bahwa bentuk Bumi seperti bola.
Kita dapat mencoba melakukan pengamatan seperti yang dilakukan Aristoteles setiap terjadi gerhana.
Matematikawan Yunani pertama yang mampu mengukur keliling Bumi adalah Eratosthenes. Ia mampu mengukur keliling Bumi dengan mengamati bayangan yang berbeda pada waktu yang sama di lokasi berbeda.
Dikutip dari Sky NIght Magazine, cara serupa juga dapat dilakukan untuk mematahkan teori Bumi datar.
Amati bayangan sebuah tongkat pada tengah hari. Saat sinar Matahari tepat berada di atas kepala, seolah tidak ada bayangan.