KOMPAS.com - Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati memiliki peran besar dalam penyebaran agama Islam di Cirebon, Jawa Barat.
Adapun Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari sembilan pendakwah Islam di Pulau Jawa yang dikenal sebagai Wali Songo.
Dikutip dari buku Sejarah Wali Sanga: Sunan Gunung Jati (2020), Sunan Gunung Jati diperkirakan lahir pada 1448 Masehi dengan nama Syarif Hidayatullah.
Ayah Sunan Gunung Jati bernama Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam, seorang penguasa/pejabat di Mesir.
Sedangkan ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, penguasa Kerajaan Padjajaran.
Baca juga: Maulana Malik Ibrahim, Wali Songo Pertama yang Sebarkan Islam di Jawa
Perjalanan Sunan Gunung Jati menjadi seorang pendakwah dimulai dengan menuntut ilmu ke beberapa ulama.
Dalam buku Atlas Walisongo (2012) perjalanan Sunan Gunung Jati menuntut ilmu dimuat dalam Serat Purwaka Caruban Nagari. Dia disebut mulai menuntut ilmu pada usia 20 tahun.
Sunan Gunung Jati dikisahkan berguru kepada sejumlah guru, seperti Syaikh Tajmuddin al-Kubri, Syaikh Ataullah Syadzili, dan Sayyid Ishak di Pasai.
Usaha dakwah Sunan Gunung Jati mula-mula dilakukan di Gunung Sembung (sekarang wilayah kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat) dengan memakai nama Sayyid Kamil.
Atas bantuan penguasa Cirebon Pangeran Cakrabuwana, dia membuka pondok dan mengajarkan Islam kepada penduduk sekitar.
Salah satu strategi dakwah Sunan Gunung Jati dalam memperkuat kedudukan, sekaligus memperluas hubungan dengan tokoh-tokoh berpengaruh adalah melalui pernikahan.
Baca juga: Sunan Kudus dan Tradisi Kurban Kerbau Saat Idul Adha
Pernikahan pertama dengan Nyi Babadan, putri Ki Gedeng Babadan. Namun, sebelum dikaruniai putra, Nyi Babadan meninggal dunia.
Sunan Gunung Jati kemudian menikahi Nyi Kawunganten, putri penguasa Banten, Ki Gedeng Kawunganten. Dari pernikahan ini lahir dua orang anak.