Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sitting Bull, Kepala Suku Indian yang Berjuang Pertahankan Wilayah

Kompas.com - 17/12/2022, 16:21 WIB
Ahmad Suudi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tatanka Yotanka alias Sitting Bull merasa resah saat kepala sukunya, Mahpiua Luta atau Red Cloud, menandatangani perjanjian dengan perwakilan Pemerintah Amerika Serikat.

Red Cloud merupakan Kepala Suku Oglala Teton Dakota Sioux. Ia menandatangani Perjanjian Fort Laramie pada 1868 bersama 24 kepala suku penduduk asli Benua Amerika.

Dikutip dari History, Perjanjian Fort Laramie itu mengatur soal batas wilayah milik suku-suku Indian yang juga disetujui Pemerintah AS.

Kemungkinan Red Cloud berpikir bahwa perjanjian itu menjadi jaminan bagi sukunya untuk menguasai wilayah yang selama ini ditempati. Apalagi mereka juga mendapat tambahan wilayah di Dakota Selatan, Wyoming dan Nebraska.

Pada 1874, Pemerintah AS mendeteksi adanya kandungan emas di Black Hills dan berusaha menguasainya. Padahal, tempat itu milik Suku Sioux dan lokasi yang dianggap sakral.

Lantas Pemerintah AS mengabaikan Perjanjian Fort Laramie dan berupaya memindahkan suku indian dari tanah adat mereka.

Sementara, Sitting Bull berhasil mendapatkan sejumlah pengikut. Mereka siap melawan untuk mempertahankan wilayah.

Keberanian Sitting Bull tampak ketika sukunya harus berhadapan dengan militer AS. Pemerintah AS menginstruksikan agar Suku Sioux menuruti batas wilayah yang baru demi penambangan emas.

Sitting Bull menolak instruksi tersebut dan menghimpun kekuatan. Sitting Bull menjadi orang pertama yang mendapatkan mandat menjadi pemimpin tertinggi kelompok otonom Lakota Sioux sekitar tahun 1869.

Ia berhasil mengajak Suku Arapaho dan Cheyenne untuk membangun kekuatan dalam melawan Pemerintah AS.

Pertempuran melawan militer AS

Sampai batas waktu yang ditentukan, Sitting Bull menolak memindahkan sukunya. Pemerintah AS, yang saat itu dipimpin Jenderal George Crook, menganggap sikap itu sebagai permusuhan.

Aliansi tiga suku tersebut menang di pertempuran pertama pada 17 Juni 1876, yakni Battle of the Rosebud, kemudian bergerak ke lembah Sungai Little Bighorn.

Di sungai itu, mereka menggelar upacara Sun Dance di mana Sitting Bull yang juga dianggap sebagai orang suci, menari selama 36 jam dengan kondisi setengah sadar.

Setelahnya dia mengatakan telah melihat tentara-tentara AS berjatuhan dari langit seperti belalang, yang ditafsirkan sebagai ramalan kemenangan mereka melawan AS.

Ramalan itu terbukti benar, ketika aliansi tiga suku berhasil mengalahkan 600 tentara AS yang dipimpin Jenderal George Custer dalam pertempuran Little Bighorn, 26 Juni 1876.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com