KOMPAS.com - Kuba dengan ideologi komunisme merupakan negara tetangga yang kerap merepotkan Amerika Serikat (AS) yang dikenal anti-komunis, terutama saat Perang Dingin.
Dilansir dari History.com, di masa lalu Badan Intelijen AS (CIA) kerap terlibat perebutan kekuasaan di Kuba. AS beberapa kali berupaya menjatuhkan pemimpin Kuba Fidel Castro, namun selalu gagal.
Fidel Castro memang figur yang berperan besar dalam kudeta dan berdirinya negara komunis Kuba. Dia menjadi pemimpin Kuba sejak awal 1959.
Namun, Castro tidak berjuang sendirian. Saat itu ada Ernesto Guevara, yang dikenal sebagai Che Guevara, yang menjatuhkan pemerintahan rezim Fulgencio Batista.
Tidak banyak yang menyangka bahwa sosok Guevara muda yang merupakan mahasiswa kedokteran akan menjadi salah satu figur revolusioner paling berpengaruh di dunia.
Baca juga: 9 Oktober 1967: Che Guevara Dieksekusi Mati
Seperti apa perjalanan dan fakta menarik Che Guevara?
Ernesto Rafael Guevara de la Serna alias Che Guevara lahir pada 1928 dari keluarga kaya di Rosario, Argentina.
Setelah lulus dari perguruan tinggi jurusan kedokteran di Universitas Buenos Aires, Che Guevara memilih berkeliling Amerika Selatan menggunakan motornya.
Dalam perjalanan itulah dia melihat ketimpangan ekonomi, kemiskinan, penindasan, dan tergerak untuk aktif mengubah tatanan kehidupan negara.
Perjalanan itu dilakukannya dalam sebuah cuti kuliah, dan dilanjutkannya pada 1953 setelah lulus. Dia mulai bergabung dalam organisasi-organisasi sayap kiri di negaranya dan sejumlah negara yang disinggahi.
Baca juga: Pengambilan Foto Ikonik Che Guevara
Dalam perjalanan itu juga, pada 1955, Che Guevara bertemu Fidel Castro, yang kelak akan dibantunya hingga berhasil menjadi pemimpin Kuba.
Guevara berada di Kuba untuk membantu Fidel Castro dan adiknya, Raul Castro, merebut kekuasaan dari tangan diktator Fulgencio Batista yang didukung AS.