Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis HAM Belarusia Ales Bialiatski Menerima Nobel Perdamaian 2022, Ini Profilnya

Kompas.com - 10/10/2022, 06:51 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penerima Nobel Perdamaian 2022 telah diberikan pada Jumat (7/10/2022). Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan Nobel Perdamaian 2022 kepada satu individu dan dua organisasi.

Penghargaan Nobel Perdamaian kategori individu diberikan kepada advokat Hak Asasi Manusia (HAM) asal Belarusia, Ales Bialiatski.

Sementara, kategori organisasi diberikan kepada organisasi HAM Rusia, Memorial dan organisasi HAM Ukraina, Center for Civil Liberties.

Mereka yang menerima Nobel Perdamaian 2022 dianggap mempunyai dedikasi selama bertahun-tahun dalam mengkampanyekan hak untuk mengkritik kekuasaan dan melindungi hak-hak dasar warga negara.

“Para penerima Hadiah Perdamaian mewakili masyarakat sipil di negara asal mereka,” ujar Berit Reiss-Andersen, ketua Komite Nobel Norwegia dilansir dari Nobelprize.org.

"Mereka telah bertahun-tahun mempromosikan hak untuk mengkritik kekuasaan dan melindungi hak-hak dasar warga negara," ucapnya.

Dipenjara

Namun, pada kesempatan penganugerahan yang berlangsung di Norwegia itu, Ales Bialiatski tidak bisa datang untuk menerima penghargaan itu secara langsung.

Pria yang vokal dalam menyuarakan HAM maupun demokrasi itu saat ini masih mendekam di penjara.

Ia ditangkap oleh pemerintah Belarusia pada tahun 2020 karena terlibat dalam demo besar-besaran menentang kemenangan Presiden Aleksandr Lukashenko di pemilu yang dianggap tidak jujur.

Bialiatski dijebloskan ke penjara tanpa memperoleh keadilan. Otoritas Pemerintah Belarusia telah berulang kali berusaha untuk membungkam Bialiatski. Sebelumnya, ia juga pernah dipenjara dari 2011 hingga 2014 karena sikap kritisnya itu.

Sepak terjang Bialiatski sebagai aktivis tidak diragukan lagi. Ia menjadi salah satu penggagas gerakan demokrasi yang muncul di Belarusia pada pertengahan 1980-an.

Bialiatski mengabdikan hidupnya untuk mengkampenyakan demokrasi dan pembangunan damai di negaranya.

Misalnya, mendirikan organisasi Viasna pada tahun 1996 sebagai tanggapan amandemen konstitusi kontroversial yang memberi presiden kekuasaan diktator.

Viasna memberikan dukungan untuk para demonstran yang dipenjara dan keluarga mereka.

Pada tahun-tahun berikutnya, Viasna berkembang menjadi organisasi hak asasi manusia berbasis luas yang mendokumentasikan dan memprotes penyiksaan oleh pihak aparat berwenang terhadap tahanan politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

Hoaks atau Fakta
Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Megawati, Muhaimin, dan Surya Paloh Terjadi pada 2014

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com