KOMPAS.com - Akun Facebook Dinosaur Valley State Park di negara bagian Texas, Amerika Serikat, mengunggah video jejak kaki dinosaurus.
Dilansir dari Snopes.com, jejak itu terlihat di tanah berwarna abu-abu yang yang telah kering dan tampak pecah-pecah. Beberapa jejak tampak dan sebagian dalam posisi zig-zag.
Kumpulan jejak kaki itu berada di sebuah cekungan kering yang merupakan bagian dari Sungai Paluxy. Video selengkapnya bisa dilihat di sini.
"Setelah Kekeringan Tahun 2022 Jejak Dinosaurus Besar Muncul di Sungai Paluxy di Taman Nasional Dinosaur Valley," demikian bunyi keterangan video, yang telah dialihbahasakan dari Bahasa Inggris.
Berdasarkan penelusuran Snopes.com, klaim itu benar. Taman Nasional Dinosaur Valley mendukung klaim itu dengan mengatakan dinosaurus meninggalkan jejak di lumpur tersebut yang dulu merupakan lautan purba.
Sungai Paluxy memang mengering pada musim panas. Di antara kubangan-kubangan kecil di sana, terdapat jejak-jejak kaki dinosaurus merupakan hal wajar.
Namun, otoritas negara itu mengatakan bahwa musim panas tahun ini kekeringan terjadi di seluruh negara bagian. Bahkan yang bagian yang biasanya masih tergenang air, kini turut mengering.
Lokasi jejak kaki dinosaurus yang viral di Facebook biasanya terendam air sepanjang tahun. Namun kini turut mengering dan memperlihatkan cetakan kaki mahluk purba tersebut.
"Dalam kondisi sungai normal, jalur baru ini berada di bawah air dan biasanya dipenuhi sedimen, membuatnya terkubur dan tidak terlihat," ujar Juru Bicara Taman Nasional, Kirk McDonnell.
Saat sungai kembali terisi air nanti, jejak itu akan tertutup dan kemunculannya tergantung tingkat kekeringan yang melanda. Namun di bawah air, jejak itu justru akan lebih aman dari kerusakan.
"Dengan prakiraan hujan yang akan datang, diperkirakan bahwa trek yang ditemukan selama kekeringan akan segera terkubur kembali. Jejak yang terkubur di bawah lapisan sedimen memang membantu melindunginya dari pelapukan dan erosi alami," kata McDonnell.
McDonnell menjelaskan kawasan tersebut 113 juta tahun yang lalu adalah tepi laut yang pasang surut. Lambat laun terbentuk ekosistem baru dari bekas-bekas flora dan fauna di sana.
"Deposit kalsium karbonat dari cangkang krustasea (kepiting, dll) yang hidup di laut membentuk lumpur kapur. Lumpur itu memiliki konsistensi yang sempurna—tidak terlalu basah, tidak terlalu kaku—untuk mempertahankan jejak," kata McDonnell.
Kira-kira lebih dari seabad lalu atau 1909, ditemukan ratusan jejak dinosaurus theropoda di daerah Glen Rose, terjangkau dengan perjalanan singkat dari Fort Worth.
Saat itu seorang anak laki-laki bernama George Adams menemukan jalur jejak aneh dengan tiga jari, yang diidentifikasi sebagai kaki dinosaurus jenis theropoda.
Para ahli memperkirakan banjir besar setahun sebelumnya, telah menyingkap lumpur sedimen sungai hingga memperlihatkan dasar sungai kapur dengan jejak kaki besar itu.
Pemburu dinosaurus RT Bird pada 1937 berhasil menemukan jalur yang dikatakan hampir sempurna, dari jejak sauropoda maupun theropoda di sana.
Penemuan RT Bird pada jejak sauropoda merupakan yang pertama di dunia, dan berkontribusi besar dalam pengamatan pada habitat dinosaurus, termasuk jenis berleher panjang itu.
"Mayoritas jejak dinosaurus di Taman Nasional Dinosaurus Valley dimiliki oleh dua spesies berbeda: theropoda yang disebut Acrocanthosaurus dan sauropoda yang disebut Sauroposeidon," kata McDonnell kepada Snopes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.