KOMPAS.com - Di tengah kewaspadaan berbagai negara, termasuk Indonesia, soal penyakit cacar monyet atau monkeypox, beredar klaim keliru soal penularannya.
Penyakit yang ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini, disebut dapat menular melalui nyamuk.
Contohnya seperti yang ditemukan oleh USA Today pada Selasa (23/8/2022) dan Thip Media pada Rabu (24/8/2022).
Pada sebuah unggahan akun Facebook yang telah dihapus, beredar klaim bahwa cacar monyet ditularkan melalui nyamuk.
"Cacar monyet ditransmisikan lewat nyamuk juga OMG," tulis unggahan itu dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Narasi serupa ditemukan di akun Facebook ini dan Twitter ini.
Lantas, benarkah virus cacar monyet bisa ditularkan melalui nyamuk?
Ali Khan, seorang ahli epidemiologi dan dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Nebraska Medical Center menjelaskan, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa cacar monyet disebarkan oleh nyamuk
"Tidak ada data laboratorium atau epidemiologi yang mendukung penularan cacar monyet – dan banyak data yang menyangkal diagnosis ini dan mendukung kontak langsung," kata Khan.
Menurut dia, cacar monyet tidak menyebar seperti penyakit yang ditularkan nyamuk seperti malaria atau Virus West Nile.
Berdasarkan sebuah penelitian terbaru yang menganalisa 528 kasus cacar monyet yang didiagnosis antara 27 April dan 24 Juni, hampir semua kasus atau sebanyak 95 persen terjadi karena kontak seksual laki-laki dengan laki-laki.
Studi lainnya pada 1972 mengenai dua spesies nyamuk menyumpulkan bahwa nyamuk bukanlah vektor kompeten cacar.
Cacar monyet dan cacar berhubungan erat meski disebarkan oleh virus yang berbeda.
Secara teoritis, nyamuk dapat mentransfer sejumlah kecil darah orang yang telah terinfeksi ke orang lain.
Kendati demikian, seorang profesor mikrobiologi, imunologi dan genetika molekuler Universitas Kentucky, Ilhem Messaoudi Powers, berpendapat bahwa darah itu tidak akan cukup untuk menyebabkan infeksi baru.