Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Antivax di Twitter Beralih ke Isu Krisis Pangan

Kompas.com - 03/08/2022, 18:20 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Riset Network Contagion Research Institute (NCR) menemukan bahwa penebar teori konspirasi di media sosial mulai beralih dari isu QAnon dan Covid-19, ke disinformasi tentang krisis yang disebabkan oleh perang antara Rusia dan Ukraina.

Hal ini tampak dari gerombolan akun Twitter yang sebelumnya mempromosikan QAnon dan teori konspirasi anti-vaksin, yang kini mulai mendorong gagasan bahwa negara-negara Barat bertanggung jawab atas gangguan ekspor biji-bijian dari Ukraina.

Adapun NCRI sendiri merupakan lembaga riset yang melacak misinformasi dan manipulasi di media sosial.

"Ada tumpang tindih yang signifikan antara QAnon dan komunitas anti-vax dan konspirasi online lainnya," kata Alex Goldenberg, analis intelijen utama di NCRI dan seorang peneliti di Rutgers Miller Center for Community Protection and Resilience, dilansir dari The Guardian, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Meta Pertimbangkan Perubahan Kebijakan soal Misinformasi Covid-19

Menurut laporan NCRI, kelompok ini sering menghubungkan meningkatnya krisis pangan dengan komplotan rahasia, hingga elite Yahudi, untuk mewujudkan apa yang mereka sebut tatanan dunia baru, alih-alih membahas fakta mengenai invansi Rusia ke Ukraina.

Topik yang paling sering dibicarakan

NCRI, bersama dengan Rutgers Miller Center, melakukan analisis sumber terbuka terhadap situs web dan disinformasi yang disebarkan pihak Rusia.

Terdapat beberapa kata kunci sekaligus isu yang kerap digaungkan oleh kelompok tersebut, yakni forum ekonomi dunia, agenda depopulasi, hingga scandemic.

"Kami melihat aktor disinformasi yang sama terlibat dalam aktivitas ini pada awal pandemi, yang memicu mobilisasi dunia nyata dan, terkadang, aktivitas ekstremis," ujar Goldenberg.

Baca juga: Propaganda Konflik Rusia-Ukraina di TikTok, Bagaimana Sebaran dan Penanganannya?

Pihaknya memprediksi, teori konspirasi ini akan semakin cepat menyebar jika krisis pangan memburuk dalam beberapa bulan mendatang dan dapat dibicarakan ke dalam wacana arus utama.

"Jika kerawanan pangan terus meningkat, kami mengantisipasi bahwa aktor disinformasi mulai dari media pemerintah Rusia hingga komunitas konspirasi online di Telegram akan mengeksploitasi situasi untuk menabur narasi yang dimaksudkan untuk menabur ketidakpercayaan pada sistem dan institusi politik audiens target," kata Goldenberg.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com