KOMPAS.com - Teknologi pesawat yang berkembang seiring dengan bidang permesinan, berawal dari ide-ide yang muncul memanfaatkan gerak-gerak mekanik.
Dilansir dari Britannica, ide pertama yang muncul adalah ornithopter yang merupakan pesawat dengan gerak sayap mengepak seperti cara terbang burung.
Kemudian berupa aerial screw dengan perputaran baling-baling yang merupakan teknologi pendahulu dari helikopter.
Namun, keberhasilan menerbangkan pesawat berawak yang pertama adalah balon udara yang dirancang dua bersaudara asal Perancis Joseph-Michel dan Jacques-Étienne Montgolfier, pada 1783.
Baca juga: 22 Juli 1933: Wiley Post Tuntaskan Penerbangan Solo Pertama Keliling Dunia
Kondisi aerodinamika atau saat udara bertemu benda padat, menjadi faktor penentu balon terbang dapat membubung ke atas.
Pemanfaatan aerodinamika untuk menggerakkan pesawat terjadi pada 1799 ketika Sir George Cayley, seseorang di starta baron Inggris, menggambar sebuah pesawat dengan sayap tetap untuk daya angkat, empennage atau ekor penyetabil, dan sistem propulsi untuk daya dorong secara terpisah.
Penggunaan propulsi baling-baling terus ditingkatkan dalam pengembangan pesawat hingga muncul teknologi baru, yakni mesin jet, untuk mendorong pesawat maju.
Mesin jet menyemburkan gas yang menghasilkan dorongan yang lebih kuat daripada baling-baling. Pesawat jet untuk komersial diujicobakan pertama kali pada 27 Juli 1949 atau 73 tahun yang lalu.
Dilansir dari History.com, De Havilland Comet adalah pesawat komersial yang disebut berteknologi jet-propelled yang diuji coba di Inggris saat itu.
Baca juga: INFOGRAFIK: Data dan Fakta Kecelakaan Pesawat China Eastern Airlines MU5735
Pembuatnya ialah Sir Geoffrey de Havilland (1882-1965) yang sebelumnya merancang kendaraan bermotor, dan kemudian menjadi perancang pesawat dan pelopor penerbangan Inggris.