KOMPAS.com - Pemimpin totalitarian Jerman Adolf Hitler tak hanya menuai kebencian dari luar negeri atas pendiriannya yang fasis dan anti-Semit, namun juga di dalam negeri.
Dilansir dari History.com, lebih dari 40 rencana pembunuhan Hitler oleh sejumlah orang Jerman, termasuk petinggi militer, telah disusun.
Salah satu yang dinilai paling mendekati berhasil, menurut profesor sejarah di Universitas McGill, Peter Hoffmann, adalah pada 20 Juli 1944 dengan cara bom koper.
Namun rencana itu gagal membunuh sang diktator, meskipun tetap meninggalkan luka di tubuhnya.
Keesokan harinya Hitler menyerukan bahwa dirinya masih hidup dan menyebut penyerangnya sebagai pelaku kriminal.
Baca juga: 18 Juli 1936: Buku Mein Kampf Hitler Diterbitkan, Ditulis di Penjara
Adalah seseorang bernama Claus von Stauffenberg, perwira militer Jerman berpangkat tinggi dan keturunan bangsawan, yang menjadi tokoh di balik upaya pembunuhan Hitler.
Dengan posisinya itu, ia merasa bertanggung jawab akan arah perkembangan bangsanya.
Menurut seorang penulis buku sejarah, Roger Moorhouse, kalangan elite tradisional Jerman yang berpendidikan tinggi dan memiliki koneksi dengan luar negeri, memiliki rasa kewajiban atas gagasan yang berkembang di sana.
Stauffenberg tak setuju Jerman dibawa Hitler ke arah rasisme. Namun, dia menyembunyikan pendapatnya itu untuk mempertahankan jabatan, hingga mendapatkan kesempatan untuk membunuhnya.
Baca juga: 19 Juli 1943, Saat Amerika Bom Wilayah Roma untuk Memutus Pengaruh Nazi
Tokoh lain dari kelompok penentang Hitler di Jerman adalah Henning von Tresckow yang menolak undang-undang rasis Jerman yang disahkan 1935.
Ia juga tak setuju dengan sikap anti-Semit yang membuat Jerman dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan orang Yahudi.
Mereka melakukan berbagai upaya untuk menggulingkan Hitler dan Partai Nazi, yang puncaknya menggunakan bom koper yang mereka sebut Operasi Valkyrie, 20 Juli 1944.
Selain ketidaksetujuan secara pribadi, mereka juga ingin menunjukkan pada dunia bahwa ada orang Jerman yang ingin pembunuhan rasialis oleh Partai Nazi disetop, kata Hoffman.
Baca juga: CEK FAKTA: Disinformasi Ayah Pendiri WEF adalah Anggota Nazi