KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial yang menyebut bahwa akun Twitter CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk ditangguhkan.
Warganet di Twitter dan Facebook mengunggah tangkapan layar akun Twitter dengan nama pengguna @elonmusk yang tampak telah ditangguhkan.
"Account suspended. Twitter suspends accounts that violate the Twitter Rules," tulis teks dalam tangkapan layar.
Contoh tangkapan layar itu disebarkan oleh akun Facebook ini dan akun Twitter ini.
Namun, benarkah akun Twitter Elon Musk telah ditangguhkan? Simak faktanya.
Kompas.com mengecek akun Twitter Elon Musk dengan nama pengguna @elonmusk.
Hingga Kamis (14/7/2022) pukul 13.00 WIB, tampak akun tersebut masih dapat diakses dan tidak ada pemberitahuan tentang penangguhan.
Terlihat pada Kamis (14/7/2022) pukul 7.55 WIB, Musk masih membalas cuitan dari seseorang.
10.13 goes to internal beta tomorrow, external next week. Should handle Chuck’s complex left turn.
Beta v11 hopefully end of next month, which just amounts to incorporating highway. Importance of “v11” has been reduced by all the 10.x releases. We’re already mostly at v11.
— Elon Musk (@elonmusk) July 14, 2022
Dilansir dari Reuters, Selasa (13/7/2022), kesalahpahaman warganet rupanya bersumber dari nama pengguna yang salah.
Warganet membagikan tangkapan layar sebuah akun Twitter yang nama penggunanya mirip dengan akun milik Elon Musk.
Akun tersebut mengecoh warganet karena menggunakan huruf "i" alih-alih "l".
Huruf 'i' besar pada nama pengguna tampak seperti "l" sehingga disalahpahami sebagai akun Twitter Musk.
Adapun perbedaan paling kentara adalah akun @eionmusk tidak memiliki centang biru. Sementara, akun asli @elonmusk memiliki centang biru dan terpantau masih aktif.
Informasi keliru mengenai akun Twitter CEO Tesla Elon Musk yang ditangguhkan ini beredar setelah dia mengumumkan bahwa pihaknya menarik diri dari kesepakatan untuk mengambil alih perusahaan media sosial berlogo burung tersebut.
Sebelumnya, Elon Musk menyelesaikan kesepakatan pembelian Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 652,6 triliun (kurs Rp 14.833).