KOMPAS.com - Sri Lanka dipastikan bangkrut pada 2022 ini. Pada April lalu, negara di Asia Selatan itu menyatakan gagal bayar utang luar negeri senilai 51 miliar dollar AS atau sekitar Rp 755,33 triliun.
Sri Lanka yang berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuknya setelah kehabisan devisa untuk membiayai impor paling penting sekalipun. Ini termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Usai dinyatakan bangkrut, muncul sebuah hoaks yang mengkritik perilaku pejabat negara itu saat melakukan pertemuan dengan International Monetary Fund (IMF).
Foto tersebut diunggah oleh akun ini. Dalam unggahannya, ia membagikan gambar dan menuliskan keterangan:
"Gambar senilai seribu kata. Anda dapat melihat mengapa Sri Langka bangkrut. Dalam rapat IMF tidak ada seorang menteri yang memiliki pena atau kertas. Mungkin panel ahli kami telah menghafal semua data," tulis salah satu akun dalam Bahasa Inggris.
Namun, foto yang dibagikan itu dalam konteks yang salah, karena foto tersebut merupakan pertemuan sekelompok pejabat oposisi Sri Lanka dengan diplomat Rusia, bukan delegasi IMF.
Berdasarkan penelusuran dengan teknik reverse image search diketahui foto tersebut diunggah di Facebook pada 21 Juni oleh anggota parlemen Sri Lanka, Wimal Weerawansha saat pertemuan dengan diplomat Rusia.
Di dalam foto itu hadir anggota parlemen Wimal Weerawansha, Vasudeva Nanayakkara, Tissa Vitharana dan Udaya Gammanpila yang meninggalkan koalisi kekuasaan di parlemen pada bulan April lalu.
Dalam unggahan itu Weerawansha menuliskan :
"Para pemimpin partai oposisi yang mendeklarasikan kemerdekaan dari pemerintah bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Sri Lanka, Yang Terhormat Yury Materiy untuk menjajaki kemungkinan memperoleh bahan bakar, gas, pupuk dan batu bara dari Federasi Rusia, sebagai solusi untuk kekurangan yang parah di Sri Lanka, tulis Weerawansha.
Dilansir dari AFP, Weerawansha menuturkan, pertemuan itu tidak melibatkan IMF.
Pertemuan dalam foto yang diunggah adalah membahas tentang cara mendapatkan bantuan dari Rusia terkait krisis energi dan pupuk di Sri Langka
"Pertemuan kami adalah tentang membahas cara untuk mengeksplorasi jalan yang dapat digunakan untuk mendapatkan bantuan dari Federasi Rusia untuk krisis energi dan pupuk di Sri Lanka saat ini," kata Weerawansha kepada AFP (23/06/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.