Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Kompas.com - 15/05/2024, 07:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badai Matahari terkuat selama 20 tahun terakhir menghantam Bumi pada 10-12 Mei 2024.

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengungkapkan, badai Matahari sebelumnya terjadi pada Oktober 2023, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (11/5/2024).

NOAA mengungkapkan bahwa ledakan Matahari mencapai Bumi pada 16.00 GMT atau 23.00 WIB pada Jumat (10/5/2024).

Selain itu, badai Matahari memicu peringatan potensi gangguan jaringan listrik dan komunikasi satelit.

Selain itu, peristiwa ini juga memicu NOAA untuk mengeluarkan peringatan yang jarang dilakukan.

Meskipun diklaim menjadi yang terkuat dalam 20 tahun terakhir, namun badai Matahari pada Mei 2024 bukanlah yang terkuat sepanjang sejarah.

Baca juga: Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?


Badai Matahari terkuat sepanjang sejarah

Dilansir dari The Hill, Jumat (10/5/2024), badai Matahari terkuat sepanjang sejarah terjadi pada 1859.

Kejadian tersebut terjadi pada 1 September 1859 pada pukul 11.18 EDT atau 20.18 WIB dan dikenal dengan Peristiwa Carrington.

Nama tersebut diambil dari nama astronom, Richard Carrington yang memperhatikan bintik-bintik tidak biasa di permukaan Matahari, dikutip dari Space.com.

Richard melihat peristiwa tersebut melalui teleskop observatorium pribadinya dan membuat sketsa bintik Matahari.

Bintik-bintik yang ada di permukaan Matahari inilah yang menghantam Bumi dalam 18 jam kemudian.

Ilmuwan NASA mengatakan bahwa suar tersebut merupakan badai Matahari terbesar yang terdokumentasi dalam 500 tahun terakhir.

Peristiwa tersebut juga menghasilkan aurora yang terlihat hingga ke selatan Karibia dan menyebabkan gangguan komunikasi yang parah dalam komunikasi telegraf global.

Hal ini mengejutkan beberapa operator telegraf dan memicu kebakaran ketika pelepasan dari saluran tersebut menyulut kertas telegraf.

Manajer telegraf Rochester Union and Advertiser saat itu mengatakan bahwa kabel-kabel telegraf sepenuhnya berada di bawah pengaruh Aurora Borealis.

Akhirnya, para pengguna tidak dapat berkomunikasi antar-stasiun telegraf dan jalur tersebut harus ditutup.

Pekerja telegraf di pesisir timur Karibia mematikan baterai mereka dan mengirimkan pesan hanya dengan menggunakan arus aurora yang diinduksi sebagai sumber listrik.

Tak hanya gangguan pada telegraf, badai tersebut juga menyebabkan berbagai dampak yang menyeramkan, seperti percikan api beterbangan dari kenop pintu dan menghalangi kabel telegraf.

Selain itu, burung-burung dilaporkan terbangun dan bernyanyi dalam cahaya terang akibat badai Matahari.

Baca juga: BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Kemungkinan terburuk badai Matahari di masa modern

Badai Matahari dengan intensitas tinggi seperti pada Peristiwa Carrington apabila terjadi di masa modern akan menjadi masalah yang sangat besar.

Laporan National Academy of Sciences menemukan bahwa badai Matahari dengan kekuatan yang tinggi akan menyebabkan kerusakan besar pada satelit.

Dampak ini akan membahayakan berbagai jenis alat, mulai dari komunikasi, kesehatan, pertanian, transportasi, hingga keamanan nasional.

Apabila terjadi di era modern, kerusakan yang timbul akibat peristiwa badai Matahari sekelas Peristiwa Carrington perbaikannya dapat memakan waktu hingga 10 tahun dengan biaya triliunan dollar.

Peristiwa badai Matahari yang lebih dahsyat pada 1859 nyaris terjadi pada 2012. Beruntungnya, badai tersebut meleset dari Bumi selama sembilan hari dari perkiraan awal.

Peneliti cuaca dan luar angkasa dari University of Colorado, Daniel Baker mengatakan bahwa penduduk Bumi termasuk beruntung karena ledakan tersebut “meleset” dari perkiraan.

“Jika letusan terjadi seminggu sebelumnya, Bumi akan berada dalam zona kebakaran,” jelas Baker.

Baca juga: Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com