Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Kompas.com - 13/05/2024, 09:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video yang menyebut penggunaan cobek dan ulekan batu bisa menyebabkan batu ginjal, beredar di media sosial.

Unggahan video tersebut salah satunya dibuat oleh akun TikTok @aarlaksana, Selasa (2/4/2024).

Pengunggah mengatakan, gesekan cobek batu dan ulekan batu akan menghasilkan serpihan halus menyerupai pasir.

"Pasir-pasir ini nanti masuk ke makanan kalian, masuk ke dalam tubuh kalian, dan bisa menyebabkan batu ginjal," bunyi narasi tersebut.

Sebagai pencegahan, kata dia, sebaiknya gunakan ulekan yang terbuat dari kayu jika untuk menghaluskan bahan pangan di atas cobek batu.

Lantas, benarkah menggunakan ulekan batu bisa menyebabkan batu ginjal?

Baca juga: Tinggi Oksalat, Ini Daftar Buah Pantangan bagi Penderita Batu Ginjal


Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, Syifa Mustika, membantah informasi yang menyebut ulekan batu bisa menyebabkan batu ginjal.

"Hoaks. Selama kita cukup minum air putih dan tidak tahan kencing maka aman," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/5/2024).

Syifa menjelaskan, tidak ada hubungan antara batu ginjal dengan serpihan dari gesekan cobek dan ulekan batu yang mungkin masuk tubuh.

Selain itu, menurut Syifa, bukan butiran pasir halus dari cobek dan ulekan yang bisa menyebabkan batu ginjal. Namun ada banyak faktor yang menjadi penyebab penyakit batu ginjal.

"Batu ginjal itu terbentuk ketika mineral dan garam yang terkandung dalam urine mengkristal dan membentuk massa padat," jelas Syifa.

Kristal ini biasanya terasa menyakitkan saat melewati saluran kemih. Oleh karena itu, penderita umumnya akan merasakan gejala sakit di perut bagian samping atau punggung bawah.

Dikutip dari laman National Kidney Foundation, zat kimia pembentuk batu ginjal adalah kalsium, oksalat, sistin, xantin, dan fosfat.

Biasanya, zat tersebut akan dihilangkan oleh ginjal melalui urine. Namun, saat zat limbah terlalu banyak dalam cairan urine yang sedikit, kristal dapat terbentuk hingga menjadi padatan.

"Beberapa faktor bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal," terang Syifa.

Baca juga: Kisah Bila, Alami Batu Ginjal padahal Rutin Minum Air Putih, Ternyata Ini Kebiasaanya

Faktor risiko batu ginjal, bukan dari ulekan batu

Ilustrasi batu ginjal, faktor risiko batu ginjal. Ilustrasi batu ginjal, faktor risiko batu ginjal.

Faktor yang meningkatkan risiko batu ginjal tersebut, meliputi:

1. Kurang minum air

Orang yang kurang minum air atau mengalami dehidrasi lebih cenderung berisiko mengidap batu ginjal.

Sebab, dehidrasi dapat menyebabkan urine menjadi lebih terkonsentrasi, sehingga meningkatkan risiko pembentukan kristal.

2. Diet tinggi garam dan protein

Syifa menerangkan, mengonsumsi garam dan protein berlebihan juga dapat meningkatkan kadar kalsium dan asam urat dalam urine.

Kelebihan kadar kalsium dan asam urat dalam urine sendiri berpotensi meningkatkan risiko pembentukan batu.

3. Faktor genetik

Risiko batu ginjal lebih tinggi perlu diperhatikan oleh orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini.

"Riwayat keluarga dengan batu ginjal dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi tersebut," ucap Syifa.

4. Kondisi medis tertentu

Dia mengungkapkan, beberapa kondisi kesehatan pun dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal pada seseorang.

Sejumlah kondisi medis yang dimaksud, antara lain obesitas atau kegemukan, diabetes, dan penyakit ginjal tertentu.

5. Jenis makanan tertentu

Tidak hanya kondisi kesehatan tertentu, gemar mengonsumsi makanan tertentu turut meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

"Makanan tinggi oksalat, seperti bayam, tomat, dan cokelat, serta makanan tinggi purin seperti daging merah, juga dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal," terangnya.

Baca juga: Rebusan Air Kelapa Disebut Dapat Sembuhkan Batu Ginjal, Dokter: Bisanya untuk Mencegah

Gejala batu ginjal

Sementara itu, beberapa batu ginjal berukuran sekecil butiran pasir, yang akan keluar bersama urine.

Namun, ada pula batu ginjal yang berukuran sebesar kerikil atau bahkan bola golf, sehingga memerlukan prosedur pembedahan.

Secara umum, semakin besar ukuran batu, akan semakin jelas pula gejala yang dirasakan penderitanya.

Berikut beberapa gejala batu ginjal yang mungkin dialami:

  • Nyeri hebat di kedua sisi punggung bawah
  • Nyeri yang lebih samar atau sakit perut yang tidak kunjung hilang
  • Ada darah dalam urine
  • Mual atau muntah
  • Demam dan menggigil
  • Urine berbau tidak sedap atau tampak keruh.

Batu ginjal biasanya mulai terasa sakit jika sudah mengalami iritasi atau penyumbatan pada saluran kemih.

Rasa sakit akibat penyakit ini dapat berpindah lokasi atau meningkat intensitasnya, terutama saat batu ginjal bergerak melalui saluran kemih.

Segera hubungi dokter saat mulai merasakan tanda atau gejala batu ginjal untuk memastikan kondisi dan perawatan yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com