Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

KOMPAS.com - Video yang menyebut penggunaan cobek dan ulekan batu bisa menyebabkan batu ginjal, beredar di media sosial.

Unggahan video tersebut salah satunya dibuat oleh akun TikTok @aarlaksana, Selasa (2/4/2024).

Pengunggah mengatakan, gesekan cobek batu dan ulekan batu akan menghasilkan serpihan halus menyerupai pasir.

"Pasir-pasir ini nanti masuk ke makanan kalian, masuk ke dalam tubuh kalian, dan bisa menyebabkan batu ginjal," bunyi narasi tersebut.

Sebagai pencegahan, kata dia, sebaiknya gunakan ulekan yang terbuat dari kayu jika untuk menghaluskan bahan pangan di atas cobek batu.

Lantas, benarkah menggunakan ulekan batu bisa menyebabkan batu ginjal?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, Syifa Mustika, membantah informasi yang menyebut ulekan batu bisa menyebabkan batu ginjal.

"Hoaks. Selama kita cukup minum air putih dan tidak tahan kencing maka aman," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/5/2024).

Syifa menjelaskan, tidak ada hubungan antara batu ginjal dengan serpihan dari gesekan cobek dan ulekan batu yang mungkin masuk tubuh.

Selain itu, menurut Syifa, bukan butiran pasir halus dari cobek dan ulekan yang bisa menyebabkan batu ginjal. Namun ada banyak faktor yang menjadi penyebab penyakit batu ginjal.

"Batu ginjal itu terbentuk ketika mineral dan garam yang terkandung dalam urine mengkristal dan membentuk massa padat," jelas Syifa.

Kristal ini biasanya terasa menyakitkan saat melewati saluran kemih. Oleh karena itu, penderita umumnya akan merasakan gejala sakit di perut bagian samping atau punggung bawah.

Dikutip dari laman National Kidney Foundation, zat kimia pembentuk batu ginjal adalah kalsium, oksalat, sistin, xantin, dan fosfat.

Biasanya, zat tersebut akan dihilangkan oleh ginjal melalui urine. Namun, saat zat limbah terlalu banyak dalam cairan urine yang sedikit, kristal dapat terbentuk hingga menjadi padatan.

"Beberapa faktor bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal," terang Syifa.

Faktor yang meningkatkan risiko batu ginjal tersebut, meliputi:

1. Kurang minum air

Orang yang kurang minum air atau mengalami dehidrasi lebih cenderung berisiko mengidap batu ginjal.

Sebab, dehidrasi dapat menyebabkan urine menjadi lebih terkonsentrasi, sehingga meningkatkan risiko pembentukan kristal.

2. Diet tinggi garam dan protein

Syifa menerangkan, mengonsumsi garam dan protein berlebihan juga dapat meningkatkan kadar kalsium dan asam urat dalam urine.

Kelebihan kadar kalsium dan asam urat dalam urine sendiri berpotensi meningkatkan risiko pembentukan batu.

3. Faktor genetik

Risiko batu ginjal lebih tinggi perlu diperhatikan oleh orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini.

"Riwayat keluarga dengan batu ginjal dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi tersebut," ucap Syifa.

4. Kondisi medis tertentu

Dia mengungkapkan, beberapa kondisi kesehatan pun dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal pada seseorang.

Sejumlah kondisi medis yang dimaksud, antara lain obesitas atau kegemukan, diabetes, dan penyakit ginjal tertentu.

5. Jenis makanan tertentu

Tidak hanya kondisi kesehatan tertentu, gemar mengonsumsi makanan tertentu turut meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

"Makanan tinggi oksalat, seperti bayam, tomat, dan cokelat, serta makanan tinggi purin seperti daging merah, juga dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal," terangnya.

Gejala batu ginjal

Sementara itu, beberapa batu ginjal berukuran sekecil butiran pasir, yang akan keluar bersama urine.

Namun, ada pula batu ginjal yang berukuran sebesar kerikil atau bahkan bola golf, sehingga memerlukan prosedur pembedahan.

Secara umum, semakin besar ukuran batu, akan semakin jelas pula gejala yang dirasakan penderitanya.

Berikut beberapa gejala batu ginjal yang mungkin dialami:

  • Nyeri hebat di kedua sisi punggung bawah
  • Nyeri yang lebih samar atau sakit perut yang tidak kunjung hilang
  • Ada darah dalam urine
  • Mual atau muntah
  • Demam dan menggigil
  • Urine berbau tidak sedap atau tampak keruh.

Batu ginjal biasanya mulai terasa sakit jika sudah mengalami iritasi atau penyumbatan pada saluran kemih.

Rasa sakit akibat penyakit ini dapat berpindah lokasi atau meningkat intensitasnya, terutama saat batu ginjal bergerak melalui saluran kemih.

Segera hubungi dokter saat mulai merasakan tanda atau gejala batu ginjal untuk memastikan kondisi dan perawatan yang tepat.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/13/090000765/pakai-cobek-dan-ulekan-batu-disebut-picu-batu-ginjal-ini-faktanya

Terkini Lainnya

Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Tren
Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Tren
Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Tren
Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Tren
Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Tren
Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Tren
Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Tren
Kata Media Asing soal PDN Diserang 'Ransomware', Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Kata Media Asing soal PDN Diserang "Ransomware", Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Tren
Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Tren
Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Tren
Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Tren
7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

Tren
Banjir Dukungan untuk Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024, Terbaru Nasdem

Banjir Dukungan untuk Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024, Terbaru Nasdem

Tren
6 Fakta Gangguan Pusat Data Nasional, Pelaku Minta Tebusan 8 Juta Dollar AS

6 Fakta Gangguan Pusat Data Nasional, Pelaku Minta Tebusan 8 Juta Dollar AS

Tren
Cara Daftar BCA ID untuk Aktivasi Layanan myBCA, Transaksi Perbankan Jadi Lebih Mudah

Cara Daftar BCA ID untuk Aktivasi Layanan myBCA, Transaksi Perbankan Jadi Lebih Mudah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke