Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Kompas.com - 04/05/2024, 21:01 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

Miyazaki mengubur korbannya di hutan dan membiarkannya membusuk. Kemudian setelah beberapa minggu, dia mengambil kaki dan tangan korban untuk disimpan di lemari.

Baca juga: 5 Fakta Kasus Suami Mutilasi Istrinya di Malang dan Ancaman Hukumannya

Pada Oktober 1988, Miyazaki menculik gadis bernama Masami Yoshizawa yang berusia tujuh tahun. Gadis itu dibawa ke hutan lalu kemudian dibunuh.

Dalam delapan bulan berikutnya, dua anak kembali hilang. Yang pertama adalah Erika Namba (4), yang dibunuh kemudian dibuang mayatnya di tempat parkir.

Lalu Ayako Nomoto yang berusia lima tahun. Ia dibunuh, kemudian setelah mayatnya membusuk, tubuhnya dipotong-potong dan disembunyikan di beberapa lokasi di seluruh Tokyo.

Tsutomu Miyazaki akhirnya tertangkap ketika dia mencoba menculik anak untuk kelima kalinya.

Baca juga: Sosok Suami Pelaku Mutilasi Istri di Malang, Polisi Sebut Kondisi Kejiwaan Normal

3. Granny Ripper: kasus mutilasi oleh Tamara Samsonova

Granny Ripper adalah julukan terhadap pelaku pembunuhan bernama Tamara Samsonova (68). Ia diduga telah membunuh hingga 11 orang dalam kurun waktu dua dekade.

Samsonova membunuh dan memutilasi korbannya, kemudian memasukkan kepala korban ke panci lalu merebusnya, menurut laman Daily Mail.

Dalam satu kasus, Samsonova pernah membunuh seorang wanita berusia 79 tahun dengan dibius terlebih dahulu.

Kemudian ia mulai menjalankan aksinya dengan membunuh dan memotong tubuh wanita yang diketahui bernama Valentina Ulanova tersebut.

Si Granny Ripper juga diketahui menulis tentang bagaimana dia membunuh dan memotong bagian tubuh korbannya dalam buku hariannya.

Baca juga: Kasus Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Motif Masih Didalami

4. Kasus mutilasi transgender asal Indonesia

Dilansir dari laman The Guardian, kasus mutilasi selanjutnya memakan korban seorang transgender asal Indonesia, bernama Mayang Prasetyo di Brisbane, Australia.

Mayang diyakini tewas ditikam pada dini hari tanggal 3 Oktober 2014, setelah bertengkar dengan Marcus Volke yang tidak lain merupakan pasangannya.

Selama dua hari berikutnya, Volke membeli sejumlah barang yang digunakan untuk membuang mayat Mayang, seperti sarung tangan karet, pemutih, pisau daging, panci, dan saringan.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Wanita dalam Koper, Awalnya Korban Minta Dinikahi

Warga di sekitar tempat tinggal Volke dan Mayang sempat mencium adanya aroma tak sedap. Namun, Volke mengaku bahwa bau busuk tersebut berasal dari kaldu babi yang mendidih.

Polisi dipanggil ke apartemen pada malam tanggal 4 Oktober setelah pengelola apartemen, yang bertugas memperbaiki listrik, melihat darah di karpet Volke dan beberapa kerusakan lainnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com