Saat masuk ke dalam tubuh, bakteri tetanus akan menyerang saraf yang mengendalikan otot, memicu gejala berupa kekakuan atau kejang pada otot rahang, leher, dada, dan perut.
Aisya mengungkapkan, imunisasi DPT wajib diberikan sebelum anak berusia satu tahun untuk meminimalisasi risiko infeksi bakteri penyebab difteri, pertusis, dan tetanus.
Berdasarkan jadwal imunisasi yang direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi DPT primer diberikan sebanyak tiga kali, sedangkan booster diberikan sebanyak dua kali kepada anak.
Namun, orangtua perlu mengetahui bahwa vaksin DPT diberikan pada anak dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, anak yang sedang sakit atau lemah perlu menunda vaksinasi.
"Jika si kecil sedang sakit sebaiknya vaksinasi ditunda dan menunggu kondisi lebih baik lagi," terangnya.
Baca juga: Imunisasi Rotavirus Gratis Cegah Diare Akut pada Balita, Ini Caranya
Kendati bermanfaat untuk anak, pemberian vaksinasi DPT tentu diiringi dengan sejumlah efek samping.
"Namun, efek samping dari imunisasi DPT ini bisa kita atasi. Dari tenaga medis juga menjelaskan ya efek samping kepada kedua orangtuanya supaya tidak kaget jika mengalami efek samping," terang Aisya.
Efek samping paling sering terjadi adalah demam ringan, yang muncul sebagai respons imun terhadap infeksi bakteri penyebab penyakit yang telah dijinakkan dalam vaksin.
Nantinya, saat kemasukan bakteri yang sama, tubuh akan mampu mengatasinya, sehingga tak ada gangguan lebih lanjut pada tubuh anak.
Bukan hanya demam, Aisya menjelaskan, vaksinasi DPT juga dapat menyebabkan anak rewel serta merasakan nyeri, kemerahan, dan bengkak pada area suntikan.
Anak yang baru disuntik vaksin DPT juga kerap tampak lemas dan mengalami penurunan nafsu makan.
"Biasanya efek samping ini berlangsung selama satu hingga tiga hari pasca-imunisasi. Namun tidak perlu khawatir, karena bisa diredakan dengan pemberian asetaminofen atau parasetamol ya," tuturnya.
Namun, jika si kecil mulai mengalami demam tinggi hingga lebih dari atau sama dengan 40 derajat Celsius, orangtua perlu mewaspadai potensi reaksi alergi berat pasca-imunisasi.
Orangtua juga perlu segera membawa anak ke rumah sakit saat kian rewel, lemas, dan tidak berhenti menangis selama tiga jam setelah vaksinasi.
Kendati demikian, efek samping berat tersebut sangat jarang terjadi, sehingga tak perlu terlalu khawatir untuk mengimunisasi anak.
"Efek samping dari imunisasi DPT ini adalah sangat ringan dibandingkan manfaatnya yang sangat besar, bisa mencegah komplikasi dari penyakit ya," kata Aisya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.