KOMPAS.com - Pemerintah Meksiko memutuskan hubungan diplomatik dengan Ekuador.
Hal itu setelah polisi Ekuador menerobos Kedutaan Besar Meksiko untuk menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador, Jorge Glas.
Sebelumnya, polisi Ekuador menerobos pintu luar kedutaan besar di Quito, Meksiko untuk menangkap Glas pada Jumat (5/4/2024).
The President of Mexico, Andrés Manuel López Obrador has announced the Breaking of Diplomatic Ties with Ecuador, following the Storming of the Mexican Embassy in the Capital of Quito earlier tonight by Ecuadorian Special Police to Arrest of Former-Vice President of Ecuador, Jorge… pic.twitter.com/sbtYeEo8Cm
— OSINTdefender (@sentdefender) April 6, 2024
Ecuadorian police break into Mexican embassy in Quito as diplomatic rift between countries deepens https://t.co/oAlAT0zt8a
— The Associated Press (@AP) April 6, 2024
Glas telah tinggal di Ekuador sejak Desember 2023 dan mencari suaka politik di kedutaan setelah didakwa atas tuduhan korupsi.
Video yang terekam dari lokasi kejadian menunjukkan polisi Ekuador berkumpul di sekitar kedutaan, beberapa di antaranya bersenjata.
Pada hari Sabtu, Glas dibawa dari kantor jaksa agung di Quito, Ekuador ke kota pelabuhan Guayaquil, dilansir dari AP News, Minggu (7/4/2024).
Di Guayaquil, ia akan tetap ditahan di penjara dengan keamanan maksimum yang dikenal sebagai La Roca, dilansir dari CNN, Sabtu (6/4/2024).
Usai penggerebekan tersebut, Kedutaan Besar Meksiko di Quito masih berada di bawah pengawasan ketat kepolisian.
Peristiwa ini juga menjadi titik puncak ketegangan antara Meksiko dan Ekuador yang terjadi akhir-akhir ini.
Baca juga: Daftar 10 Kota Paling Tidak Aman di Dunia 2024, Meksiko Mendominasi
Kasus penggerebekan tersebut mendorong Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Ekuador.
Menteri Hubungan Luar Negeri Meksiko, Alicia Barcena mengatakan, tindakan kepolisian Ekuador tersebut akan ditentang oleh Pengadilan Dunia di Den Haag.
Barcena mengatakan, sejumlah diplomat menderita luka-luka selama penggerebekan yang menurutnya melanggar Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik.
Tempat diplomatik dianggap sebagai tanah asing dan tidak dapat diganggu gugat berdasarkan perjanjian Wina.
Selain itu, pihak Meksiko mengatakan, lembaga penegak hukum dari negara tuan rumah tidak diperbolehkan masuk tanpa izin duta besar.
Di sisi lain, Glas mengaku bahwa dirinya menjadi sasaran penganiayaan politik dan telah berlindung di dalam Kedutaan Meksiko di Quito.
Obrador juga mengakui bahwa Glas merupakan seorang “pengungsi” yang sedang memproses suaka karena penganiayaan dan pelecehan yang ia hadapi.
Baca juga: Kronologi Penangkapan Bos Gangster Meksiko di Nganjuk Usai Merampok dan Membunuh WNA di Bali