Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Hemat 20 Tahun, Pria Ini Punya Tabungan Hampir Rp 10 Miliar

Kompas.com - 07/04/2024, 13:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Frugal living

Gaya hidup yang dijalani Hideaki sering pula disebut dengan frugal living, yang secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak.

Dilansir dari DJKN, Frugal Living dapat diartikan sebagai konsep di mana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Seseorang yang mengadopsi frugal living akan memilih memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar, membeli produk lokal berkualitas tanpa harus maniak merek, tidak memusingkan fashion atau gadget yang terus menerus up to date.

Namun para penganut frugal living akan terus menikmati hidup berkualitas dengan standar yang mereka tetapkan tanpa harus goyah dengan pendapat orang lain, demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang yang telah ditetapkan.

Kajian atas konsep frugal living semakin berkembang, tidak hanya menghubungkan gaya hidup dengan tujuan keuangan pribadi jangka panjang, namun juga tentang keberlangsungan kehidupan seluruh manusia di masa yang akan datang.

Professor filosopi pendidikan Jhon White dalam tulisannya “The Frugal Life, and Why We Should Educate for It” menjelaskan bahwa frugal living harus diadopsi oleh generasi masa depan.

Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim (climate change) harus menjadi momentum untuk mendeklarasikan frugal living dan mengajarkannya kepada generasi masa kini.

Pola hidup frugal living

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan Frugal Living antara lain:

1. Memiliki tujuan finansial yang jelas dan masuk akal

Tujuan keuangan tentunya sesuatu yang dibutuhkan, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan kita.

Merumuskan financial goals yang jelas dan masuk akal akan membantu kita untuk dapat mencapainya, agar semua upaya yang dilakukan tidak sia-sia.

Tujuan keuangan bisa saja mengumpulkan dana pernikahan, membeli rumah, tabungan pendidikan anak, merencanakan pensiun dini, mengamankan dana darurat yang cukup, atau memiliki dana pensiun yang cukup.

2. Analisis kebutuhan vs keinginan sebelum membelanjakan uang

Hasil analisis terhadap perilaku konsumen menunjukkan bahwa pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup jauh lebih besar daripada pengeluaran membeli barang-barang yang benar dibutuhkan.

Jadi dapat disimpulkan banyak uang yang dikeluarkan untuk membeli barang yang tidak memberikan manfaat yang sesungguhnya diperlukan.

3. Hindari utang konsumtif

Bisa dibayangkan betapa kacaunya kondisi keuangan jika harus membeli barang konsumtif, yang mungkin saja tidak sepenuhnya dibutuhkan, namun harus dibeli dengan kredit.

4. Tidak terpengaruh tren

Terus menerus mengikuti perkembangan fashion, gadget, mobil, atau benda-benda lain adalah sesuatu hal yang sangat dihindari dalam konsep frugal living.

Tren adalah strategi marketing untuk meningkatkan permintaan konsumen.

Menghindari siklus konsumerisme dan tidak melakukan impulsif buying adalah perilaku yang harus dijaga dalam frugal living. Berhentilah memikirkan ekspektasi orang lain atas diri kita.

5. Masih ada hari esok

Masih ada hari esok, masih ada anak-anak yang perlu diperjuangkan, masih ada generasi penerus yang akan menggantungkan hidupnya di bumi ini. Frugal living tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri, tapi untuk keberlangsungan bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com