Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Gate MRT Disebut Dikunci Perusahaan Jepang sehingga Tak Bisa Update Sistem, Ini Kata MRTJ

Kompas.com - 04/04/2024, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Informasi soal gate Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta disebut dikunci perusahaan Jepang sehingga tidak bisa memperbarui sistem tap in dan tap out, beredar luas di media sosial X.

Dalam unggahan itu, diungkap bahwa penumpang MRT Jakarta terpaksa melakukan tap in dan tap out melalui mesin kartu reader JakLingko yang dipasang terpisah.

Tidak disebutkan nama perusahaan Jepang yang mengunci sistem gate MRT Jakarta tersebut. Namun, diketahui bahwa gate MRT Jakarta didatangkan langsung oleh perusahaan Jepang.

"Pernah ngobrol sama orang MRT: Karena tapping gate yang dari Jepang di locked sama manufakturnya jadi kalau mau update software, service, dll harus datangi sparepart & teknisi dari Jepang yang membuat biaya operasional membengkak makanya bikin mesin baru aja gampang diupdate karya anak bangsa. Just Japan being Japang, I guess. CMIIW," tulis salah satu unggahan dalam tangkapan layar @txttransportasi, Selasa (2/4/2024).

Informasi itu menjawab pertanyaan para warganet soal alasan mengapa MRT Jakarta lebih memilih memasang kartu reader terpisah dari JakLingko ketimbang memperbarui gate bawaan Jepang.

Hingga Kamis (4/4/2024), unggahan tersebut telah dikomentari 128 warganet, dibagikan sebanyak 908 kali, dan disukai 2.500 pemilik akun X.

Baca juga: Gratis, Ini Cara Berkunjung ke Proyek Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

Alasan tap in tap out MRT pakai Mesin JakLingko

Kepala Divisi Corporate Secretary Ahmad Pratomo membantah informasi yang beredar di media sosial bahwa gate MRT Jakarta dikunci perusahaan Jepang sehingga pihaknya tidak bisa melakukan update program.

Ahmad mengatakan, keputusannya untuk memasang kartu reader JakLingko secara terpisah pada gate MRT Jakarta adalah karena kerja sama yang sudah dilakukan.

Kendati demikian, pihaknya tidak membeberkan nama perusahaan selaku penyedia suku cabang lokal karena etika perjanjian kerja sama dan bisnis.

"Suku cadang maupun pembaruan (upgrade) sistem gerbang (gate) di stasiun telah disupport secara lokal. Oleh karena itu, pemindahan pengetapan masuk dan keluar (tap in, tap out) ke reader JakLingko bukan disebabkan oleh suku cadang," kata Ahmad saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (3/4/2024).

Ia menjelaskan, pemindahan pengetapan masuk dan keluar ke reader JakLingko merupakan kebijakan yang diambil untuk mempermudah masyarakat mendapatkan keuntungan dari tarif terintegrasi antarmoda transportasi publik yaitu MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan BRT Transjakarta.

Selain itu, kebijakan tersebut juga diambil untuk mengurangi potensi eror saat tap in atau tap out di reader gate yang lama.

"Ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait tarif terintegrasi yang menjadi insentif kepada masyarakat agar lebih banyak lagi masyarakat yang menggunakan transportasi publik sebagai moda transportasi sehari-harinya," terangnya.

Baca juga: Cara Beli Tiket MRT Jakarta, Bisa Bayar Pakai Kartu Kredit Mastercard

Stasiun yang tap in tap out di mesin JakLingko

Diketahui, MRT Jakarta resmi mengganti mekanisme tap in dan tap out penumpang yang semula melalui gate MRT beralih ke mesin JakLingko mulai 25 Maret 2024.

"Mulai tanggal 25 Maret 2024, seluruh transaksi tap in Kartu Uang Elektronik Bank hanya dapat dilakukan melalui reader JakLingko," tulis pengumuman dalam Instagram @mrtjkt.

Peralihan Tahap 1 akan berlaku di 4 stasiun MRT Jakarta, yaitu:

  1. Stasiun MRT Cipete Raya
  2. Stasiun MRT Haji Nawi
  3. Stasiun MRT Blok Ahamd
  4. Stasiun MRT ASEAN.

Meski kebijakan tersebut mulai diterapkan, Ahmad memastikan bahwa alat tap in tap out lama masih dapat digunakan untuk kartu Single Trip Ticket.

Sedangkan untuk Kartu Uang Elektronik Bank akan menggunakan gate Jaklingko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com