Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu Israel: Kami Akan Terus Berperang

Kompas.com - 26/03/2024, 13:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB) resmi mengeluarkan resolusi gencatan senjata di Gaza.

Dikutip dari CNN, gencatan senjata ini disahkan setelah adanya pemungutan suara dari 15 anggota DK PBB pada Senin (25/3/2024).

Sebanyak 14 anggota DK PBB memilih setuju dalam pemungutan, sementara Amerika Serikat (AS) bersikap abstain.

Diketahui, resolusi ini diajukan oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di bulan Ramadhan, pembebasan sandera dan tanpa syarat, serta kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran bantuan ke Gaza.

“Dewan Keamanan baru saja menyetujui resolusi yang telah lama ditunggu-tunggu mengenai Gaza, menuntut gencatan senjata segera, dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat. Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak bisa dimaafkan,” tulis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di X.

Lantas, bagaimana respons Israel dan Hamas atas resolusi gencatan senjata ini?

Baca juga: Menteri Israel Serukan Umat Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa pada 10 Hari Terakhir Ramadhan

Menlu Israel tekankan akan terus berperang

Merespons hal itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz menekankan negaranya tidak akan mematuhi resolusi tersebut.

“Negara Israel tidak akan melakukan gencatan senjata,” tulis Katz dalam unggahan melalui akun pribadinya.

“Kami akan menghancurkan Hamas dan terus berperang sampai sandera terakhir kembali ke rumah,” lanjutnya.

Senada, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga tidak akan menghentikan perang di Gaza selama para sandera masih ditahan di sana.

Baca juga: Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, AS telah “meninggalkan” posisinya dalam resolusi gencatan tersebut karena tidak memberikan hak vetonya.

“Sayangnya, Amerika Serikat tidak memveto resolusi baru tersebut,” katanya, dilansir dari BBC.

Diketahui, hak veto adalah hak istimewa yang didapatkan oleh lima anggota tetap DK PBB untuk membatalkan rancangan, ketetapan, keputusan, dan termasuk resolusi.

Bagi Israel, resolusi yang baru saja disahkan itu merugikan upaya pembebasan sandera.

Pasalnya, hal ini akan memberikan harapan kepada Hamas dalam menggunakan tekanan internasional terhadap Israel untuk mencapai gencatan senjata tanpa membebaskan para tawanan.

Baca juga: Kisah Bocah 10 Tahun di Gaza, Bertahan Hidup dengan Sepotong Roti dan Meninggal Dunia karena Malnutrisi

Hamas sambut baik

Sementara itu, Hamas menyambut baik resolusi gencatan senjata yang dikeluarkan oleh DK PBB tersebut.

Nantinya, mereka akan bersiap untuk proses pertukaran tahanan yang mengarah pada pembebasan tahanan di kedua belah pihak.

Kelompok ini telah membuat syarat pembebasan sandera dengan pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Perwakilan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour juga menyambut baik resolusi tersebut, tetapi menganggapnya sudah terlambat.

“Dibutuhkan waktu enam bulan, lebih dari 100.000 warga Palestina terbunuh dan cacat, dua juta orang mengungsi, dan kelaparan, hingga dewan ini akhirnya menuntut gencatan senjata segera,” kata Mansour.

Baca juga: Kisah Pasien Kanker yang Tak Diperbolehkan Meninggalkan Gaza untuk Berobat, Berkali-kali Gagal Menembus Rafah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com