Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu dan Jenis Olahraga yang Tepat Saat Bulan Puasa Ramadhan

Kompas.com - 12/03/2024, 07:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam dilarang untuk makan dan minum mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya Matahari.

Kondisi ini tak jarang dijadikan sebagai alasan untuk malas beraktivitas, termasuk olahraga karena takut kelaparan.

Padahal, olahraga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh.

Tanpa olahraga, seseorang mungkin justru kurang sehat, mudah terkena penyakit, maupun berisiko alami gangguan kesehatan saat Ramadhan.

Berikut waktu dan jenis olahraga yang tepat untuk dilakukan ketika puasa Ramadhan.

Baca juga: Olahraga Saat Kurang Tidur Berbahaya bagi Kesehatan, Ini Alasannya


Waktu ideal olahraga saat Ramadhan

Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sri Winarni menyatakan, ada dua waktu yang tepat untuk berolahraga ketika bulan puasa.

"Sore menjelang berbuka puasa. Bisa juga sebelum sahur, sesudah berbuka. Intinya memastikan tubuh tetap terhidrasi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Sri menjelaskan, olahraga sebelum sahur dapat membantu mempercepat metabolisme sepanjang hari. Sementara olahraga setelah berbuka puasa dapat membantu mencerna makanan.

Namun, dia mengimbau agar olahraga dilakukan minimal dua jam setelah makan. Ini penting dilakukan untuk memberi waktu dan energi pada tubuh dalam mengolah makanan.

Dia juga menekankan orang yang berolahraga selama bulan Ramadhan harus memastikan tubuhnya tetap terhidrasi dengan sering minum dan tidak memaksakan diri.

Terkait durasi olahraga, Sri menyarankan agar cukup dilakukan selama 20-30 menit. Sementara, atlet mungkin dapat olahraga maksimal 60 menit.

"Tetap perhatikan respon tubuh," imbuhnya.

Baca juga: 7 Kegiatan Sehari-hari yang Bisa Bakar Kalori, Jadi Alternatif Olahraga

Tipe olahraga yang cocok saat puasa

ilustrasi bersepeda saat bulan puasa Ramadhan.iStockphoto/AscentXmedia ilustrasi bersepeda saat bulan puasa Ramadhan.
Lebih lanjut, Sri menyarankan agar berolahraga dengan intensitas rendah hingga sedang.

"Olahraga berintensitas tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan, terutama saat berpuasa," tegasnya.

Beberapa contoh olahraga berintensitas rendah hingga sedang antara lain seperti jalan kaki, yoga, dan bersepeda dengan kecepatan santai.

Saat Ramadhan, seseorang tak jarang memiliki waktu tidur yang kurang karena beribadah. Karena kondisi ini, olahraga pun tak boleh dilakukan secara intens.

"Ketika tidur, tubuh kita memiliki waktu untuk memulihkan diri, termasuk memperbaiki otot dan mengisi kembali energi. Ketika kita kurang tidur, proses ini terganggu," terangnya.

Kurang tidur, katanya, juga menyebabkan penurunan konsentrasi dan koordinasi tubuh. Ini berpotensi menimbulkan risiko cedera dan mempengaruhi performa.

Baca juga: Catat, Ini Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan Sesuai Kelompok Usia

Meski begitu, dia menyatakan orang yang kurang tidur tetap dapat melakukan beberapa jenis olahraga sebagai berikut:

  • Jalan kaki atau jalan cepat: membantu tubuh aktif tanpa tekanan berlebihan dan memberikan paparan sinar Matahari
  • Yoga atau pilates: membantu memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi stres serta menenangkan tubuh dan pikiran
  • Berenang: olahraga yang lembut untuk otot dan sendi, memberikan latihan tubuh secara keseluruhan tanpa stres berlebih, dan memberikan efek relaksasi
  • Peregangan dan latihan fleksibilitas: membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi ketegangan otot, dan menimbulkan relaksasi
  • Latihan kekuatan ringan, kardio ringan, latihan beban ringan, latihan tubuh bagian atas, bersepeda ringan, atau latihan interval ringan: membantu menjaga tubuh tetap aktif dan meningkatkan energi.

Meski boleh berolahraga saat puasa Ramadhan, Sri menekankan pentingnya memperhatikan kondisi tubuh dan mengenali batasannya.

"Jika seseorang merasa terlalu lelah atau lelah saat melakukan olahraga, disarankan untuk beristirahat dan memberi tubuh waktu untuk pulih," ujarnya.

Baca juga: 7 Kegiatan Sehari-hari yang Bisa Bakar Kalori, Jadi Alternatif Olahraga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com