Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pulau Kucing di China, Rumah bagi Ratusan Kucing Liar Sebelum Diadopsi Manusia

Kompas.com - 28/02/2024, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Belajar jadi pemilik bertanggung jawab

Bagi petugas Pulau Kucing, seperti dikutip laman Sixth Tone, Kamis (25/1/2025), merawat kucing liar adalah hal yang sulit tetapi bermanfaat.

Mereka berharap pusat ini dapat menginspirasi proyek serupa lainnya di seluruh negeri dan mengedukasi masyarakat tentang cara menjadi pemilik hewan peliharaan yang bertanggung jawab.

Untuk bermain bersama kucing di tempat ini, calon pengunjung harus menempuh perjalanan ke lokasi terpencil dan berumput di luar Shanghai.

Lokasi semi pedesaan tersebut dipilih untuk menghindari ketidaknyamanan dari masyarakat sekitar.

Pengunjung juga dapat membawa pulang atau mengadopsi kucing dengan terlebih dahulu menyelesaikan kursus perawatan hewan peliharaan.

Nantinya, pihak Pulau Kucing akan memeriksa rumah calon pemilik kucing melalui panggilan video untuk mengetahui apakah sudah sesuai atau belum.

Zha mengungkapkan, banyak penduduk Shanghai yang sadar akan status dan menginginkan kucing tetapi hanya untuk dibanggakan di media sosial.

Oleh karena itu, banyak orang yang memilih untuk membeli atau mengadopsi kucing ras murni, bukan kucing liar yang ditawarkan Cat Island.

"Rata-rata orang di sini melihat seekor kucing dan berpikir, apakah mereka bernilai uang atau tidak, apakah mereka bersih atau tidak, padahal sebenarnya satu-satunya perbedaan adalah kondisi kucingnya," kata Zha.

"Jadi kita perlu lebih banyak mengatur manusia daripada kucing," lanjutnya.

Adapun dalam jangka waktu 18 bulan terakhir, sekitar 130 kucing di Pulau Kucing telah diadopsi oleh masyarakat.

Baca juga: Dari Ragdoll, Persia, hingga Sphynx, Berikut 10 Ras Kucing Paling Populer di Dunia

Perlindungan satwa liar

Di sisi lain, masyarakat dan beberapa anggota parlemen telah mengusulkan perluasan perlindungan satwa liar hingga hewan pendamping.

Seiring perubahan masyarakat, Zha memandang undang-undang perlindungan hewan sebagai hal yang penting.

"Tanpa undang-undang perlindungan, kita harus menetapkan standar sosial yang mengisolasi dan memasukkan pelaku kekerasan terhadap hewan ke dalam daftar hitam," ungkap Zha.

Senada, pendiri shelter kucing di Shanghai barat, Nekoshelter, Angelika Ma mengatakan, edukasi merawat hewan sebagai hewan peliharaan ditambah hukuman bagi orang yang menelantarkan hewan, sangat diperlukan.

Namun, pihak berwenang juga harus mengatasi perkembangbiakan kucing dan anjing ras yang berlebihan.

Menurut Ma, saat upaya untuk merumahkan kembali kucing-kucing yang dikebiri terus berlanjut, permasalahan lonjakan populasi hewan liar perlahan-lahan dapat teratasi.

"Mereka harus mulai mencoba mencari akar masalahnya," ujar Ma.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com