KOMPAS.com - Selain mengalami kolesterol tinggi, seseorang juga bisa mengalami sebaliknya, yaitu kolesterol rendah.
Disebut kolesterol rendah jika kadar kolesterol total dalam darahnya kurang dari 120 mg/dl atau saat kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) di bawah 50 mg/dl.
Diketahui, kolesterol dibagi menjadi dua, yakni HDL dan low-density lipoprotein (LDL).
Dikutip dari Mayo Clinic (3/11/2022), kadar HDL atau kolesterol baik yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko penyakit jantung lebih rendah.
Sementara LDL atau kolesterol jahat yang tinggi akan menyebabkan penumpukan plak di dalam pembuluh darah sehingga kemudian memicu terjadinya penyakit jantung atau stroke.
Baca juga: 5 Cara Paling Sehat Makan Telur Setiap Hari, Tak Membahayakan Kolesterol Darah
Berikut rincian kadar kolesterol HDL yang optimal untuk mendukung kesehatan tubuh dan terhindar dari masalah kesehatan:
Baca juga: Catat, Ini Jenis Ikan yang Patut Diwaspadai Penderita Kolesterol Tinggi
Seseorang yang menderita kolesterol rendah belum tentu akan mengalami gejala spesifik, dilansir dari MedicalNewsToday (29/7/2022).
Jika terjadi, gejala tersebut mungkin berasal dari kolesterol rendah itu sendiri atau penyakit mendasar yang menyebabkan kolesterol rendah.
Berikut sejumlah gejala potensi kolesterol rendah:
Baca juga: Sederet Efek Samping Obat Penurun Kolesterol Termasuk Statin
Tanpa kadar HDL yang memadai, terdapat risiko yang lebih tinggi terbentuknya plak yang menyumbat arteri.
Plak yang terbentuk di dalam aliran darah meningkatkan risiko plak tersebut terlepas di dalam arteri yang mengalir ke jantung.
Kolesterol yang rendah dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar hormon tertentu pada seseorang.
Kolesterol diketahui membantu tubuh membuat hormon steroid bernama kortisol serta hormon seksual seperti estrogen dan testosteron.
Kadar kolesterol rendah pada tubuh dapat menyebabkan penyerapan beberapa vitamin menjadi tidak optimal.
Diketahui, kolesterol membantu tubuh untuk memproduksi empedu untuk penyerapan serta pencernaan vitamin A, K, E, dan D.
Orang yang didiagnosis dengan diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang rendah, terutama mereka yang menderita diabetes tipe 2, dilansir dari VeryWellHealth (2/2/2024).
Penyebabnya bisa karena diabetes yang tidak dikelola dengan baik, obesitas, dan kurangnya olahraga.
Kolesterol rendah juga bisa meningkatkan polineuropati perifer, komplikasi umum dari kadar gula darah tinggi yang tidak terkendali pada diabetes.
Penelitian telah menemukan bahwa kadar HDL yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya polineuropati perifer pada orang yang tidak menderita diabetes.
Baca juga: 8 Cara Mencegah Stroke, Rutin Cek Kadar Kolesterol dan Tensi Darah
Kolesterol yang rendah secara konsisten dapat menyebabkan seseorang menderita sindrom metabolik.
Sindrom metabolik sendiri adalah sekelompok faktor risiko seseorang mengalami peningkatan risiko terkena penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Perubahan gaya hidup dan pola makan adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kadar kolesterol baik yang ada di tubuh.
Perubahan gaya hidup yang dimaksud seperti rutin olahraga, berhenti merokok, dan berhenti minum alkohol.
Sementara mengubah pola makan yang baik adalah dengan mengonsumsi sumber lemak sehat dari biji-bijian, kacang-kacangan, alpukat, ikan salmon, dan ikan kembung.
Selain itu, juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi ikan yang memiliki omega-3 dan buah kaya serat.
Baca juga: 5 Minuman yang Bisa Meningkatkan Kadar Kolesterol, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.