Kendati demikian, Yvonne mengaku sudah terdaftar di DPT sebagai pemilih pada Pemilu 2024 di KBRI Kuala Lumpur.??
Sebelum memberikan hak pilihnya di bilik suara, Yvonne harus melakukan registrasi terlebih dahulu di TPS. Oleh karena itu, dia bersama adiknya datang lebih awal ke WTC.??
Menurut penjelasan Yvonne, antrean panjang WNI yang akan mencoblos, ditambah manajemen kerumumunan yang minim, membuat situasi di WTC KL tidak kondusitf.
Para pengantre sesekali saling dorong, sehingga pagar pembatas sempat roboh. Sebagian di antaranya juga berebut masuk untuk memotong jalur antrean.
"Ada beberapa orang yang pingsan juga," kata perempuan yang sedang menempuh studi S2 di Negeri Jiran itu.
Lebih lanjut Yvonne menuturkan, petugas sempat beberapa kali menghentikan antrean untuk menghindari penumpukan massa di dalam gedung.
Namun, petugas yang berjaga di lokasi pencoblosan yang terpusat di KL tersebut terlihat kewalahan mengendalikan antrean yang membeludak.
Baca juga: Jadwal Pemungutan Suara Pemilu 2024 di Luar Negeri
Berdasarkan pengalaman Yvonne mencoblos pada pemilu 2019 lalu, Pemilu di KL Malaysia kali ini terbilang lebih buruk penyelenggaraan sebelumnya.
"Lima tahun lalu aku juga nyoblos di Kuala Lumpur, tapi tidak separah hari ini. Mungkin karna 5 tahun lalu ada beberapa TPS sedangkan tahun ini hanya ada 1 di World Trade Centre KL," jelas dia.
Yvonne merupakan WNI yang saat ini tengah menempuh pendidikan Magister di Malaysia. Sebelumnya, pada Pemilu 2019, dia juga mencoblos di Kuala Lumpur lantaran sedang menempuh studi Sarjana di negara tersebut.?
Dihubungi secara terpisah, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan, WNI yang ingin berpartisipasi pada Pemilu 2024 harus mengantre.
"Ya memang harus antre, karena pemilih banyak," kata dia singkat saat dihubungi Kompas.com, Minggu siang.
Namun, Hermono enggan berkomentar lebih lanjut saat ditanya detail penyebab antrean pencoblosan di WTC Kuala Lumpur sampai berjubel dan tidak kondusif.
Perwakilan PPLN Kuala Lumpur, saat dimintai konformasi Kompas.com, hingga Minggu malam, belum merespons.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menyatakan, ada sekitar 150.000 orang yang tidak terdaftar ke DPT, tapi tetap datang ke TPS untuk mencoblos.
Ia menyebutkan, antrean panjang di WTC mulai terurai sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
"Setengah jam yang lalu sudah mulai mereda," kata Wahyu, saat dihubungi terpisah Kompas.com, Minggu sore.
Menurut Wahyu, TPS di WTC melayani setidaknya 223.000 pemilih yang berpartisipasi pada pemilu WNI di KL Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.