Ini dilakukan untuk meminimalkan risiko keguguran, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah.
Namun, ulasan 2020 yang diterbitkan dalam British Journal of Medicine menyimpulkan, tidak ada tingkat asupan kafein yang aman selama kehamilan. Untuk itu, wanita hamil harus mendiskusikan asupan kafeinnya dengan dokter.
Selain itu, wanita menyusui juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi kopi lantaran dapat menyebabkannya dehidrasi.
“Karena kafein bersifat stimulan dan diuretik, kekhawatirannya adalah ibu menyusui berisiko mengalami dehidrasi,” kata Planells.
Baca juga: Studi Baru: Minum Teh dan Kopi Setiap Hari Membuat Masa Tua Lebih Sehat
Secangkir kopi hitam atau kopi apa pun, dapat memengaruhi kualitas dan jam tidur malam Anda. Hal ini dipengaruhi karena kandungan kafein dalam minuman pahit tersebut.
Karenanya, Sleep Foundation menyarankan agar mereka yang memiliki gangguan tidur atau sedang menderita insomnia untuk menghindari kafein, setidaknya enam jam sebelum tidur.
Kendati demikian, sebuah studi dari Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa kafein yang dikonsumsi bahkan enam jam sebelum tidur berpotensi mengganggu pola tidur.
Temuan ini didasarkan pada kadar 400 miligram kafein, yang setara dengan sekitar empat cangkir kopi.
Selain itu, asupan kafein yang berlebihan dapat menyebabkan gejala insomnia atau memperburuk insomnia yang sudah ada sebelumnya.
Baca juga: Penelitian Temukan Manfaat Menambahkan Cokelat ke dalam Kopi, Apa Saja?
Kopi dan kafein adalah minuman yang harus dihindari oleh anak-anak di bawah 10 tahun.
Pasalnya, kafein dapat menimbulkan efek samping yang lebih nyata dan bahkan serius pada dosis yang lebih kecil untuk anak-anak.
Saat dikonsumsi oleh anak-anak, kafein dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan perasaan cemas, kesulitan berkonsentrasi, dan sakit perut.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan, terutama pada balita, adalah bahwa kopi dapat menutupi isyarat rasa lapar, sehingga balita mungkin tidak akan merasa lapar.
Perlu diingat, kopi juga mengandung cukup asam, sehingga dapat merusak enamel gigi dan meningkatkan risiko gigi berlubang.
Baca juga: 8 Cara Membuat Kopi Lebih Sehat Menurut Ahli Diet dan Sains
Mereka yang memiliki gastroesophageal reflux disease (GERD), dianjurkan untuk membatasi minuman kopi lantaran dapat memperparah kondisi tersebut.
Diketahui, kafein dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara esofagus dan lambung.
Hal ini dapat menyebabkan isi asam lambung masuk ke kerongkongan, sehingga menimbulkan gejala GERD yang tidak nyaman.
Saat refluks asam terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di tenggorokan dan dada.
Baca juga: Bolehkah Minum Kopi Saat Sakit? Ini Kata Pakar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.