Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Puji Langit Jakarta Tampak Cerah Minim Polusi, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 22/01/2024, 18:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Sedangkan, di atas Jabodetabek tidak ditemukan awan konvektif yang masif," lanjut Guswanto.

Sebagai informasi, awan konvektif adalah awan yang terbentuk secara konveksi atau proses naiknya udara membawa uap akibat pemanasan radiasi surya.

Baca juga: Siklon Tropis Anggrek Terdeteksi di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

Awan "tertarik" ke Siklon Anggrek

Merujuk gambar streamline dari BMKG per 22 Januari 2024, tampak Siklon Anggrek membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) di sebelah barat Sumatera.

Guswanto pun melanjutkan, kehadiran awan sangat dipengaruhi oleh Siklon Anggrek dan Sirkulasi Siklonik.

"Kehadiran awan sangat dipengaruhi oleh tekanan rendah dari Siklon Anggrek dan Sirkulasi Siklonik yang di sebelah barat Pulau Sumatera," tuturnya.

Angin bertiup dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, sehingga berpotensi membuat pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis.

Semakin banyak awan "tertarik" ke arah siklon, semakin sedikit pula perawanan di atas DKI Jakarta dan sekitarnya.

Imbasnya, menurut Guswanto, semakin sedikit awan yang ada di Ibu Kota, akan semakin cerah pula langit Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com