Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap Cuaca Ekstrem Masih Akan Berlanjut hingga Februari 2024

Kompas.com - 16/01/2024, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan dilanda cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi hingga Februari 2024.

Prakiraan cuaca ekstrem tersebut diunggah oleh BMKG melalui akun Instagram @infobmkg    pada Minggu (14/1/2024).

"??WASPADA CUACA EKSTREM DAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI?? Analisis atmosfer mengidentifikasi risiko hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan," tulis unggahan. 

Hingga Selasa (16/1/2024) sore, unggahan tersebut sudah disukai sebanyak 5.200 kali dan mendapatkan lebih dari 130 komentar dari warganet.

Berikut penjelasan BMKG:

Baca juga: Beda Prediksi BRIN dan BMKG soal Akhir Musim Hujan 2024


Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto membenarkan bahwa cuaca ekstrem masih akan terjadi selama periode puncak musim hujan pada Januari-Februari 2024.

"Bencana hidrometeorologi basah masih dapat terjadi akibat adanya cuaca ekstrem hujan sedang-ekstrem dan angin kencang," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa.

Guswanto melanjutkan, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada dasarian 3 Januari dan dasarian 1 Februari 2024. Sedangkan secara umum musim hujan masih berlangsung hingga April 2024.

Dasarian merupakan satuan waktu meteorologi yang digunakan untuk menunjukkan lamanya waktu dalam sepuluh hari.

Kondisi tersebut disebabkan oleh aktivitas signifikan dari Monsun Asia, adanya daerah tekanan rendah di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan di Samudera Hindia Barat, dan barat daya Sumatera.

Selain itu, adanya aktivitas gelombang atmosfer juga berpotensi meningkatkan peluang pertumbuhan awan hujan dan angin kencang.

Guswanto mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, di sejumlah wilayah Indonesia masih akan berpotensi alami hujan lebat.

Berikut sebaran wilayahnya:

Baca juga: 4 Manfaat Kayu Manis dan Jahe, Minuman Penghangat di Musim Hujan

16-18 Januari 2024

  • Aceh
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua.

Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Dilanda El Nino dan Monsun Asia Saat Musim Hujan 2024, Apa Dampaknya?

19-22 Januari 2024

  • Aceh
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua.

Baca juga: Peneliti BRIN Sebut Hujan Deras di Bandung sebagai Orkestra Hujan, Kok Bisa?

Imbauan BMKG

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Selain itu, bagi masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem.

Beberapa dampak yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem seperti:

  • Banjir
  • Banjir bandang
  • Tanah longsor
  • Jalan licin
  • Pohon tumbang
  • Berkurangnya jarak pandang.

"Informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca yang lebih detail untuk potensi hujan lebat hingga level kecamatan dapat diakses lebih lengkap di app @InfoBMKG," ujar Guswanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com