KOMPAS.com - Orang dengan kecerdasan emosional tinggi terlihat dari perkataan dan tindakan saat berinteraksi dengan orang lain.
Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan untuk mengidentifikasi serta mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.
Orang yang cerdas secara emosional sangat sadar akan keadaan emosi mereka sendiri, bahkan emosi negatif, seperti frustrasi atau kesedihan.
Dilansir dari laman Psychology Today, kecerdasan emosional secara umum mencakup sejumlah keterampilan, antara lain:
Mantan agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Rupal Patel mengungkapkan, selama kariernya, kecerdasan emosional menjadi kunci kesuksesan dalam berinteraksi.
"Dalam karier saya di CIA, saya memberi pengarahan kepada presiden, pembuat kebijakan, pekerja bantuan, unit operasi khusus, dan duta besar," kata dia, dikutip dari CNBC, Selasa (9/1/2024).
Menurutnya, untuk menjangkau dan memahami orang lain, Patel perlu berbicara dalam bahasa dan menyesuaikan tingkah laku mereka.
"Misalnya, ketika Presiden Barack Obama meminta representasi grafis dari sebuah laporan tertulis, itulah yang dia dapatkan," ujarnya.
Baca juga: Kata-kata Ini Sering Diucapkan Seseorang dengan Kecerdasan Emosional Rendah
Berdasarkan pengalaman Patel, orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi memiliki beberapa tanda saat berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.
Tanda-tanda tersebut meliputi:
Orang yang cerdas secara emosional tidak terpengaruh oleh betapa pentingnya orang-orang di dalam suatu ruangan, seperti kehadiran atasan atau klien terkenal.
"Mereka tahu untuk mengabaikan kebisingan latar belakang dan fokus menyampaikan pesan yang ingin diutarakan," tutur Patel.
Dia menerangan, orang yang tinggi kecerdasan emosional akan memperlakukan semua orang dengan sama baik dan hormatnya, tidak peduli pada posisi maupun gelarnya.
"Inilah yang membuat mereka menjadi komunikator yang efektif," lanjutnya.
Menjelang presentasi atau rapat besar, orang-orang yang cerdas secara emosional akan fokus untuk melatih penyampaiannya, bukan kecemasannya.
"Jika Anda fokus pada saraf, Anda akan merasa gugup. Namun, jika Anda fokus pada isi dan penyampaian kata-kata, Anda akan mendapatkan hasil yang luar biasa," ujar Patel.
Untuk melawan rasa takut, cobalah untuk melatih setiap kata yang akan disampaikan dengan lantang.
Teruslah melatih diri sampai menjadi kebiasaan dan siap untuk tampil menyajikan presentasi maupun pendapat di forum.
Patel menyampaikan, meski sudah berusaha sebaik mungkin, hal buruk di luar prediksi tak jarang menghampiri.
Namun, orang yang cerdas secara emosional tahu bahwa kesalahan atau kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
"Entah hal itu diterima dengan baik atau ditanggapi dengan diam, kelompok orang ini bisa terus maju," kata Patel.
"Mampu duduk sejenak, atau bahkan bercanda mengakui kesalahan tersebut, lalu melangkah maju, dapat membuat orang lebih menghormati Anda," ucapnya.
Baca juga: Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Tak Pernah Lakukan Hal Ini
Orang dengan kecerdasan emosional tinggi memahami selalu ada ruang untuk berkembang, sehingga tidak lari dari ketidaknyamanan.
Sebaliknya, mereka mencari tempat yang tidak terlalu menakutkan untuk mengungkapkan pendapat, seperti menjadi sukarelawan di sebuah pertemuan atau bersulang di pesta perpisahan rekan kerja.
"Kemudian, saat mereka semakin percaya diri, mereka mulai berhasil mencapai tahapan yang lebih besar, seperti menjadi pembicara utama di konferensi industri besar," ungkap Patel.
Orang yang cerdas secara emosional mengetahui media dan gaya komunikasi mana yang paling cocok untuk mereka, sehingga dapat mengutarakan pesan sesuai situasi yang dihadapi.
Kelompok orang ini juga cenderung tahu bahwa menggunakan suara secara efektif tidak berarti menggunakan suara secara langsung dan spontan.
"Terkadang menulis naskah, email, atau surat juga bisa membantu," kata Patel.
Patel mengatakan, orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung berbicara dengan tujuan.
"Apakah Anda ingin dipromosikan atau memajukan karier? Meningkatkan organisasi atau bisnis? Mendukung tujuan yang Anda pedulikan? Keluar dari zona nyaman?" kata dia.
Menurut Patel, berbicara dan mengungkapkan pendapat kepada orang lain bukan sekadar memuntahkan kata-kata secara verbal.
Sebaliknya, hal ini tentang memanfaatkan kekuatan dalam diri dan mengungkapkan hal-hal penting bagi diri sendiri di saat-saat yang tepat.
Dengan demikian, kelompok ini dapat mengutarakan tujuannya tanpa harus memutar-mutar kata.