Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, Ini 5 Manfaat Konsumsi Tomat untuk Kesehatan

Kompas.com - 06/01/2024, 06:30 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tomat (Solanum Lycopersicum L) kerap dicampur dengan sayuran dan menjadi salah satu bahan dapur yang sering digunakan.

Namun, tak sedikit juga orang yang mengonsumsi tomat secara langsung atau menyajikannya dalam bentuk jus.

Diketahui, tomat termasuk buah yang kaya akan nutrisi, salah satunya adalah kalium.

American Heart Association (AHA) bahkan merekomendasikan konsumsi tomat karena kandungan kalium di dalamnya bermanfaat bagi tubuh.

Hal ini dikuatkan dengan berbagai studi yang menyebutkan bahwa tomat atau produk-produk berbahan dasar tomat dapat berperan dalam membantu mencegah dan mengelola tekanan darah tinggi.

Baca juga: Efek Tomat, Bisa Meredakan atau Malah Memicu Asam Urat


Manfaat tomat bagi kesehatan tubuh

Dikutip dari Eating Well, ada lebih dari 400 penelitian yang mengulas mengenai manfaat mengonsumsi tomat.

Berikut ini tiga manfaat tomat bagi kesehatan tubuh:

1. Menjaga kesehatan jantung dan arteri

Tomat dan berbagai macam produk tomat mengandung sekitar 80 persen likopen.

Likopen berfungsi untuk melindungi arteri dari aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Penelitian juga menunjukkan, asupan dan kandungan likopen pada tomat dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Baca juga: Awas Terserang GERD, Ini Sederet Efek Samping Makan Tomat Berlebihan

2. Menurunkan tekanan darah dan risiko stroke

Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa tomat dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena penyakit stroke berkat kandungan potasiumnya yang tinggi.

Hanya saja, Anda perlu memperhatikan apabila ingin membeli produk tomat kemasan.

Pastikan beli produk yang tanpa tambahan garam atau yang berlabel "reduced sodium". 

3. Menurunkan risiko kanker prostat pada pria

Pria yang makan lebih dari 10 porsi tomat dalam seminggu memiliki risiko 18 persen lebih rendah terkena kanker prostat, menurut sebuah studi pada 2014.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention ini mengamati pola makan dan gaya hidup 1.806 pria berusia antara 50 dan 69 tahun yang mengidap kanker prostat dan membandingkannya dengan 12.005 pria bebas kanker.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Tren
KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

Tren
Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Tren
Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Tren
Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Tren
Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Tren
Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Tren
Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba 'Black Widow' dari Antibodi Manusia

Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba "Black Widow" dari Antibodi Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com