Menurut Ahmad, saat musim hujan, tingkat kelembapan udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai.
"Yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan," lanjutnya.
Namun demikian, tingkat aktivitas Gunung Salak saat ini cenderung tidak mengalami peningkatan aktivitas dan tetap berada pada Level I atau Normal.
Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?
Terpisah, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa yang mengguncang Sukabumi hari ini berada di kompleks gunung berapi.
"Yang pasti ini aktivitas gempa di kompleks gunung api," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (14/12/2023).
Kendati demikian, menurut Daryono, gempa yang mengguncang Sukabumi merupakan jenis gempa dangkal akibat sesar aktif.
Hal tersebut berdasarkan analisis terhadap lokasi episenter serta kedalaman hiposenter dari gempa hari ini.
Dia melanjutkan, sejak 6-14 Desember 2023 pukul 06.35 WIB, BMKG mencatat serangkaian gempa bumi sebanyak 50 kali di lokasi yang berdekatan.
Baca juga: Gempa M 4,7 Guncang Sukabumi, Ini Wilayah yang Merasakan Getaran Gempa
Daryono mengungkap, berdasarkan peta tingkat guncangan atau shakemap BMKG, dampak gempa Sukabumi dirasakan oleh sejumlah wilayah di sekitarnya.
Gempa ini tercatat dirasakan paling kuat di wilayah Pamijahan dengan skala intensitas III-IV MMI.
Artinya, gempa terasa nyata dalam rumah, getaran seakan-akan ada truk melintas, hingga membuat gerabah pecah serta jendela dan pintu berderik.
Di Panggarangan, Bayah, Kalapanunggal, Cilograng, dan Bogor, gempa terasa dengan skala intensitas III MMI atau dirasakan nyata dalam rumah.
Sementara itu, di Ciputat, Tangerang, gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI atau layaknya benda-benda ringan yang digantung bergoyang hingga dirasakan nyata dalam rumah.
Masyarakat di Pelabuhan Ratu pun ikut terdampak, dengan skala intensitas II MMI atau terasa oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Menimbulkan kerusangan ringan beberapa bangunan rumah dekat pusat gempa," ungkap Daryono.
Baca juga: Mengenang Aksi Heroik Anthonius, Petugas ATC yang Selamatkan Pesawat Saat Gempa Palu 2018
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.