Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoroti Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud Saat Kunjungan Jokowi di Bali...

Kompas.com - 02/11/2023, 08:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Pemindahan beberapa atribut partai-partai itu mestinya pemerintah kabupaten, kota serta provinsi minta izin kepada pengurus partai di daerah," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini, dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

"Berkomunikasi dengan pengurus partai di daerah. Jangan sampai nanti, apa, terjadi miskomunikasi dan menjadikan semua tidak baik," lanjutnya.

Baca juga: Soal Pencopotan Baliho Saat Jokowi Kunker di Bali, Koster: Asal Jangan Cuma Ganjar

Disorot PDI-P

Pencopotan baliho ini juga menuai sorotan dari sejumlah politisi PDI-P, termasuk TB Hasanuddin.

Dia mengaku tersinggung atas pencopotan ini dan akan melakukan penyelidikan.

"Yang jelas kami akan selidiki lebih lanjut, apakah pencopotan ini merupakan satu upaya provokasi atau apa. Tentu kami tak akan diam saja," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Sementara itu, politisi PDI-P Charles Honoris menilai pencopotan baliho membuktikan bahwa pemerintah sulit menjaga netralitas jelang Pemilu 2024.

Menurutnya, ini merupakan dampak dari pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

"Ini konsekuensi ketika anak Presiden yang masih menjabat mengikuti kontestasi pilpres," jelas dia.

Charles menuturkan, pencopotan baliho ini sangat mungkin tidak diketahui langsung oleh Jokowi, tetapi menjadi langkah personal negara untuk tujuan tertentu.

"Pencopotan baliho ini bisa saja dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan presiden. Namun ada kecenderungan, para pembantu presiden dan para pejabat di bawahnya ingin cari muka kepada atasannya," kata dia.

Baca juga: Ada Penurunan Baliho Ganjar-Mahfud di Bali, Jokowi Tegaskan Pemda, TNI, Polri Tetap Netral

Respons Ganjar-Mahfud

Sementara, bakal capres dari PDI-P Ganjar Pranowo juga turut mempertanyakan maksud di balik pencopotan baliho itu.

Jika tidak melanggar aturan, Ganjar berharap agar tidak ada pencopotan.

"Saya lagi coba bertanya-tanya kenapa dicopot begitu ya? Memang kalau ada yang melanggar sih silakan dicopot, tapi kalau tidak ada yang melanggar, ya sebaiknya tidak perlu berlebihan," kata Ganjar, dikutip dari Kompas.com, Senin (1/11/2023).

Berbeda dari Ganjar, bakal cawapres Mahfud MD enggan mengomentari pencopotan ini.

Saat ditanya wartawan, Mahud hanya menggelengkan kepala seraya bertolak pinggang dan menganggapnya hal yang tidak penting.

"Enggak penting," kata Mahfud singkat.

(Sumber: Kompas.com/Ardito Ramadhan, Tatang Guritno, Nicholas Ryan Aditya, Yohanes Valdi Seriang Ginta, Dian Erika Nugraheny | Editor: Krisiandi, Ihsanuddin, Icha Rastika, Phytag Kurniati)

Baca juga: Yenny Wahid Mengaku Tak Mudah Putuskan Dukung Ganjar-Mahfud

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com