Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Ular Tangga, Permainan Klasik India untuk Ajarkan Hukum Sebab-Akibat

Kompas.com - 02/11/2023, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ular Tangga atau Snakes and Ladders merupakan permainan papan klasik yang mengandalkan keberuntungan untuk menang.

Terdiri dari dua pemain atau lebih, permainan menggunakan papan kotak berjajar dan bernomor yang dilengkapi pemandangan tangga dan ular sebagai lapangan tempur.

Tak sekadar permainan, Ular Tangga nyatanya adalah penemuan India kuno yang mengajarkan pesan moral pada anak-anak.

Dilansir dari Scholarly Community Encyclopedia, Ular Tangga bertujuan membawa bidak pemain dari garis awal di kotak bawah menuju garis akhir di pojok paling atas.

Namun, langkah bidak untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah dan sangat bergantung pada angka yang tercantum dalam dadu.

Baca juga: Sejarah Permainan Monopoli, Dibuat untuk Menyindir Tuan Tanah


Asal-usul permainan Ular Tangga

Dikenal dengan nama Mokshapat atau Moksha Patamu, masih belum diketahui secara pasti siapa maupun kapan permainan Ular Tangga ditemukan.

Dikutip dari Times of India, Minggu (12/10/2008), permainan ini diyakini telah dimainkan sejak abad ke-2 Sebelum Masehi (SM).

Kendati demikian, beberapa sejarawan mengungkapkan, Moksha Patamu ditemukan oleh penyair Saint Gyandev pada abad ke-13 Masehi.

Semula, permainan dengan papan dipenuhi tangga dan ular ini digunakan sebagai bagian dari pengajaran moral Hindu kepada anak-anak.

Kotak tempat tangga berada masing-masing dianggap melambangkan kebajikan. Sedangkan, kotak yang menampung kepala ular dianggap sebagai lambang kejahatan.

Sama seperti Snakes and Ladders saat ini, Moksha Patamu pada masa lalu juga memiliki papan dan jumlah kotak yang berbeda-beda.

Salah satu versi dari papan ini berisi total 72 kotak, sedangkan versi lain dapat mencapai 100 kotak. Namun, setiap kotak dapat melambangkan sifat buruk, netral, serta sifat baik.

Misalnya, pada papan permainan yang terdiri dari 72 kotak, kotak nomor 24, 44, dan 55 masing-masing memiliki sifat buruk berupa pergaulan buruk, pengetahuan palsu, dan ego.

Lantaran permainan Hindu ini sangat menekankan karma atau prinsip sebab dan akibat, setiap sifat buruk yang dilambangkan dengan kepala ular akan melahirkan suatu konsekuensi.

Konsekuensi dari setiap perbuatan itu tercermin dalam kotak tepat di ujung ekor ular, yang semakin jauh dari garis akhir permainan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com