Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat soal Prabowo Belum Umumkan Cawapres Saat Lawannya Sudah Daftar ke KPU

Kompas.com - 19/10/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Alasan ketiga, kata Arya, partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) masih menghitung elektabilitas para tokoh yang akan disandingkan dengan Prabowo. Jika rendah, bisa diganti.

Arya menduga, koalisi Prabowo masih menunggu kepulangan Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Erick Thohir yang sedang berkunjung ke China dan Arab Saudi.

Kunjungan tersebut untuk menghadiri Belt and Road Forum for International Cooperation ke-3 di Beijing dan KTT pertama ASEAN Gulf Cooperation Countries (GCC) di Riyadh.

"Kenapa menunggu? Karena Pak Zulhas ketua umum dan anggota koalisi, Pak Erick salah satu calon yang digadang, dan Pak Jokowi juga berpengaruh dalam koalisi itu," jelasnya.

Arya menilai keputusan Prabowo belum mengumumkan cawapres tidak akan berdampak di Pemilu 2024. Sebaliknya, koalisi pengusung Prabowo justru memiliki keputusan lebih kuat.

Baca juga: Kata Media Asing Terkait Putusan MK soal Usia Capres-Cawapres, Soroti Peluang Gibran Jadi Pendamping Prabowo

Risiko Prabowo belum umumkan cawapres

Terpisah, pengamat politik yang juga founder lembaga Gogo Bangun Negeri (GBN) Emrus Sihombing mengatakan, pasangan capres-cawapres memang bisa mendaftarkan diri ke KPU pada awal atau akhir jadwal pendaftaran.

Namun, kondisi Prabowo yang belum mengumumkan pasangannya dan belum mendaftar ke KPU berisiko bagi persepsi dirinya di mata publik.

"Paslon yang mendaftar langsung pada hari pertama menunjukkan kesiapan, ada kesepakatan, dan kompromi politik antarpartai pengusung dan kelompok kepentingan," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: Alasan Partai Pengusung Prabowo Ganti Nama Jadi Koalisi Indonesia Maju

Menurutnya, publik tentu akan berpersepsi positif terhadap pasangan capres-cawapres yang sudah mendaftarkan diri pada hari pertama daripada pasangan yang belum sepakat.

Publik menilai pasangan yang mendaftarkan diri lebih awal menunjukkan inisiatif, kesiapan, punya perencanaan teratur, dan ada kesepakatan antarpartai pengusung.

Sebaliknya, pasangan yang mendaftarkan diri ke KPU pada hari kedua atau bahkan hari terakhir akan dianggap publik belum siap dari segi administrasi maupun belum memiliki kesepakatan di antara partai politik.

"Saya menyarankan agar secepatnya diambil keputusan itu sehingga ketiga pasangan mendaftar pada hari pertama. Putuskanlah, berkompromilah, jangan terlalu memaksakan kehendak," ujar Emrus.

Baca juga: Prabowo Tanpa Cak Imin, Gerindra: Seperti Ditinggal Pacar, Tiba-tiba Meninggalkan

Dia mengungkapkan, potensi persepsi buruk dari publik kepada pasangan yang belum mendaftarkan diri bisa memengaruhi elektabilitas pada Pemilu 2024.

Namun, ada hal-hal lain yang akan memengaruhi keterpilihan mereka. Contohnya, memiliki program yang bagus atau sosok yang ditawarkan berkualitas.

"Kalau boleh tiga-tiganya langsung daftar pada hari pertama, menunjukkan mereka serius dan siap. Persepsi publik akan beda kalau ada pasangan mendaftar pada hari terakhir," ujar Emrus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com