Partikel-partikelnya mempunyai ruang yang luas di antara mereka dan mempunyai energi kinetik yang tinggi.
Gas akan mengisi wadah apa pun, tetapi jika wadah tersebut tidak tertutup rapat, gas tersebut akan keluar dengan mudah.
Zat gas tidak memiliki bentuk dan volume yang pasti. Jika tidak dibatasi, partikel-partikel gas akan menyebar tanpa batas. Sebaliknya, jika dikurung ia akan memuai hingga memenuhi wadahnya.
Baca juga: Apa Perbedaan Atom, Molekul, dan Ion? Simak Penjelasan Berikut
Sebagian besar dari Anda mungkin sangat familier dengan tiga jenis zat yang telah disebutkan di atas, yakni zat padat, cair dan gas.
Namun ada dua wujud lain yang tidak begitu populer namun sama pentingnya, yakni plasma dan kondensat Bose-Einstein.
Dikutip dari laman Live Science, meski plasma bukanlah wujud materi yang umum, namun zat ini merupakan wujud materi yang paling umum di alam semesta.
Plasma terdiri dari partikel bermuatan tinggi dengan energi kinetik yang sangat tinggi. Bintang seperti matahari yang pada dasarnya adalah bola plasma yang sangat panas.
Gas mulia (helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon) sering digunakan untuk membuat rambu bercahaya dengan menggunakan listrik untuk mengionisasinya menjadi plasma.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Taksonomi? Berikut Pengertian dan Tingkatannya
Bose-Einstein condensates (BEC) pertama kali dibuat oleh para ilmuwan pada 1995.
Dengan menggunakan kombinasi laser dan magnet para ilmuwan mendinginkan sampel rubidium hingga beberapa derajat dari nol. Pada suhu yang sangat rendah ini, gerakan molekul hampir berhenti.
Karena hampir tidak ada energi kinetik yang berpindah dari satu atom ke atom lainnya, atom-atom mulai menggumpal.
Ini menyebabkan tidak ada lagi ribuan atom yang terpisah, melainkan hanya ada satu yakni “atom super”.
BEC digunakan untuk mempelajari mekanika kuantum pada tingkat makroskopis. Zat ini juga memiliki banyak sifat superfluida, atau fluida yang mengalir tanpa gesekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.