Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok dan Sepak Terjang Akmal Marhali, Anggota Satgas Anti-Mafia Sepak Bola

Kompas.com - 21/09/2023, 16:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama Akmal Marhali mendapat sorotan warganet di media sosial setelah resmi menjadi anggota Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Sepak Bola.

Masuknya pengamat sepak bola yang juga dikenal sebagai Koordinator Save Our Soccer dalam Satgas Anti-Mafia Sepak Bola itu diumumkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Selain Akmal, terdapat juga sejumlah nama tokoh publik lain yang diumumkan Erick, yakni jurnalis Najwa Shihab, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ardan Adiperdana, dan politikus Maruarar Sirait yang ditunjuk menjadi ketua.

Meski demikian, nama Akmal Marhali paling disorot warganet hingga sempat menjadi topik pembahasan di X (dulu Twitter).

"Akmal Marhali masuk Tim Satgas Antimafia Bola. Ini saatnya membuktikan, apakah koordinator Save Our Soccer beneran bisa nge-save our soccer dari para mafia," tulis akun @seniman_bola.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/9/2023), Erick Thohir menunjuk politikus Maruarar Sirait sebagai ketua karena dinilai memiliki pengalaman membongkar kasus besar dan pernah memimpin Piala Presiden beberapa waktu lalu.

Sementara Najwa Shihab dan Akmal Marhali dipilih karena keduanya dianggap memiliki kepedulian memperbaiki sepak bola Indonesia.

Lantas, siapa Akmal Marhali yang dpilih menjadi anggota Satgas Anti-Mafia Sepak Bola?

Baca juga: Siapa Frank Wormuth yang Ditunjuk PSSI Jadi Konsultan Timnas U-17?


Sosok Akmal Marhali

Akmal Marhali lahir pada 20 September 1978.

Akmal merupakan Koordinator Save Our Soccer (SOS), sebuah komunitas pencinta sepak bola.

Saat terjadi Tragedi Kanjuruhan, Akmal menjadi anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang ditugaskan mengusut peristiwa tersebut.

Selain itu, ia juga pernah tercatat sebagai CEO Tangerang Wolves FC.

Baca juga: Profil Singkat Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan

Komentar Akmal Marhali terhadap sepak bola Indonesia

Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali mengatakan pemerintah harus mengatakan dalam konteks Piala Dunia Israel berhak mendapatkan keadilan.DOK AKMAL MARHALI via ABC INDONESIA Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali mengatakan pemerintah harus mengatakan dalam konteks Piala Dunia Israel berhak mendapatkan keadilan.
Sebagai pengamat, Akmal Marhali sering memberikan kritikan keras terkait kondisi sepak bola Indonesia.

Pada 2021, ia pernah mengkritik anggota Exco PSSI soal rencana penghapusan degradasi di Liga 1 2021. 

“Kalau belum matang jangan dilempar ke publik. Karena apa, PSSI tidak siap memberikan jawaban,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com (11/5/2021).

Menurutnya, rencana penghapusan degradasi seharusnya dipikirkan dulu oleh PSSI dan bekerja sama dengan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku pelaksana liga.

Akmal juga ikut mengomentari penolakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster atas kedatangan tim nasional Israel pada ajang Piala Dunia U-23.

Dilansir dari Kompas.com (29/3/2023), Akmal mengatakan, penolakan itu menimbulkan kerugian bagi Indonesia, terutama para pemain dan pencinta sepak bola nasional karena gagal menjadi bagian dari kompetisi dunia.

Ia juga menuntut Ganjar Pranowo dan Wayan Koster meminta maaf dan bertanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi.

Baca juga: Kompetisi Sepak Bola Liga 2 Dihentikan, Pengamat: Sungguh, Ini Namanya Dagelan

Akmal diketahui juga pernah melaporkan rumah judi SBOTOP yang menjadi sponsor Liga 1 2023/2024 ke Bareskrim Polri pada Rabu (12/7/2023).

Menurut datanya, ada tiga pertandingan yang menampilkan sponsor dari rumah judi. 

"Orang-orang atau badan hukum yang terlibat dan memberikan izin masuknya rumah judi sebagai sponsor klub Liga 1 harus diproses secara hukum. Polisi harus bertindak tegas," ujarnya, dikutip dari KompasTV (13/7/2023).

Menilik ke 2018, Akmal pernah menuding klub Arema FC dan PSIS Semarang tidak terdegradasi dari Liga 1 karena bantuan orang dalam PSSI.

Arema FC menyelesaikan pertandingan kompetisi Liga 1 dengan finis di urutan keenam dengan koleksi poin 50 poin. Sementara PSIS Semarang berada di peringkat 10 klasemen dengan 46 poin.

Buntut pernyataannya itu, Media Officer (MO) Arema FC, Sudarmaji menuntut Akmal minta maaf karena sudah menuduh pemain klub tersebut curang di Liga 1.

"Kami mengharapkan agar pernyataan tersebut bisa dicabut dan meminta maaf agar publik Malang tidak merasa tersinggung berkepanjangan. Karena ini membahayakan," ujar Sudarmaji dikutip dari Kompas.com (19/12/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com