Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Akan Lagi Sandang Status DKI, Ini Sejarah Singkat dan Lini Masa Jakarta

Kompas.com - 15/09/2023, 07:45 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pangeran Fatahillah kemudian mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Tanggal penyerangan inilah yang hingga kini diperingati sebagai hari ulang tahun (HUT) Kota Jakarta.

Pada abad ke-16, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) mengambil alih kekuasaan atas Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia.

Nama tersebut diambil dari nenek moyang bangsa Belanda, Batavieren.

Lantaran kondisi geografis Batavia serupa dengan Belanda, pemerintah kolonial pun membangun kota dengan kanal untuk melindungi dari ancaman banjir.

Pemerintah kolonial Belanda kemudian mulai membangun pusat pemerintahan, dan memindahkannya ke daratan yang lebih tinggi dengan nama Weltevreden.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Tanjung Priok 1984, Apa yang Terjadi?

Resmi berganti nama jadi Jakarta

Lambat laun, Batavia mulai menjadi pusat pergerakan nasional di awal abad ke-20 yang ditandai dengan Kongres Pemuda Kedua pada 1928.

Sejak pendudukan Jepang di Indonesia akibat Perang Dunia II pada 1942-1945, Batavia berganti nama menjadi Djakarta atau Djakarta Tokubetsu Shi.

Hingga saat Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, nama Jakarta tetap digunakan dengan meninggalkan istilah atau unsur dari Jepang.

Sejak proklamasi pula, Jakarta telah menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan pada masa awal kemerdekaan.

Kota ini pun resmi menjadi ibu kota negara pada 1966, yang berkembang pesat dengan pembangunan lokasi bisnis, akomodasi, hingga kedutaan besar.

Baca juga: Jakarta Dulu Wajib Masker karena Pandemi, Kini Ganti karena Imbas Polusi

Lini masa Jakarta

Bermula dari pelabuhan kecil hingga bertransformasi menjadi ibu kota negara dan kota global, Jakarta penuh dengan cerita.

Masih dari laman resmi, berikut lini masa perkembangan Jakarta dari masa ke masa:

  • Abad ke-14: Bernama Sunda Kalapa dan menjadi pelabuhan pusat Kerajaan Sunda.
  • 22 Juni 1527: Penyerangan Pangeran Fatahillah ke Sunda Kalapa yang membuahkan nama Jayakarta.
  • 4 Maret 1621: Belanda mulai membangun pemerintahan kolonial dan mengganti nama Jayakarta menjadi Stad Batavia.
  • 1 April 1905: Pemerintah kolonial Belanda mengubah nama kawasan ini menjadi Gemeente Batavia.
  • 8 Januari 1935: Pemerintah kolonial Belanda kembali mengubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia.
  • 8 Agustus 1942: Pasukan Jepang tiba di Batavia dan mengubah namanya menjadi Djakarta Tokubetsu Shi.
  • September 1945: Jakarta menjadi pusat politik dan pemerintahan Indonesia dengan nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
  • 28 Maret 1950: Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Jakarta menjadi Praja Jakarta.
  • 22 Juni 1956: Wali Kota Jakarta kembali mengukuhkan nama menjadi Jakarta.
  • 18 Januari 1958: Jakarta menjadi daerah otonom dengan nama Kotamadya Djakarta Raya yang berada di bawah Provinsi Jawa Barat.
  • 1959: Jakarta berubah status menjadi Daerah Tingkat Satu (Provinsi) yang dipimpin Gubernur.
  • 1961: Status Jakarta dari Daerah Tingkat Satu resmi diubah menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).
  • 31 Agustus 1964: Ibu Kota Jakarta Raya resmi menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.
  • 31 Agustus 1999: Status Jakarta kemudian diperbarui menjadi pemerintah provinsi sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta.
  • 30 Juli 2007: Melalui UU Nomor 29 Tahun 2007, Jakarta berganti nama menjadi DKI Jakarta serta mengukuhkan status sebagai daerah otonomi khusus ibu kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Tren
Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Tren
Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Tren
Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Tren
Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Tren
Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Tren
Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Tren
4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

Tren
5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

Tren
Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com