Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Istilah "Languishing" untuk Menggambarkan Tidak Depresi tapi Juga Tidak Senang, Apa Itu?

Kompas.com - 09/09/2023, 08:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah "languishing" ramai menjadi perbincangan di media sosial X (dulu bernama Twitter).

Diunggah oleh akun @nmonarizqa, Kamis (7/9/2023), pengunggah mengakui languishing adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisinya akhir-akhir ini.

Menurutnya, kata dalam bahasa asing tersebut menunjukkan keadaan seseorang yang tidak depresi, tetapi juga tidak senang.

"Hidup gini-gini aja, tapi rasanya hampa. Aimless. Menariknya, kayaknya ini sekarang dialami banyak orang pasca pandemi. Rasanya kayak long covid, tapi mental yg kena," tulisnya.

Lantas, apa itu languishing?

Baca juga: Ramai soal Transable, Apakah Kondisi Ini Termasuk Gangguan Mental?


Mengenal languishing

Psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo menjelaskan, languishing adalah suatu kondisi mental saat seseorang tidak mampu mendapatkan hal positif dari kondisi sekarang.

"Jadi dia stuck (terjebak) kemudian dia merasa tidak ada hal positif dari peristiwa hidup di masa lalu dan dia merasa dia tidak bisa ngapa-ngapain," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/9/2023).

Setelah mengalami kondisi ini, kesejahteraan psikologis seseorang akan menurun, dan merasa hidupnya tidak lagi berarti.

Menurut Ratna, languishing ditandai dengan beberapa hal, seperti tidak fokus saat mengerjakan sesuatu, serta overthinking atau gelisah akan masa depan.

Languishing bukanlah gangguan psikologi, melainkan "hanya" kondisi mental yang terganggu, baik karena bosan maupun tidak punya pilihan lain.

Baca juga: Mengapa Perempuan Mewarnai Rambut Usai Bercerai? Ini Penjelasan Psikolog

Kondisi ini pun bersifat sementara dan dapat terjadi hanya dalam hitungan hari atau minggu, sebelum akhirnya kembali bersemangat untuk melanjutkan hidup.

Namun, tak bisa dianggap enteng, keadaan ini lama-kelamaan juga dapat memunculkan anxiety atau kecemasan, perasaan cemas berlarut-larut yang pada akhirnya berakibat pada kondisi fisik.

"Tapi sebenarnya istilah ini bukan dari psikologis, lahir dari sosiologi," terang Ratna.

Lantaran turut memengaruhi kesehatan mental, psikologi pun memakai istilah languishing untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat memaknai hidupnya, merasa kosong, atau hampa.

Ratna mengatakan, orang yang tengah berada dalam kondisi mental standar atau baik, masih memiliki hal positif yang dapat diambil sebagai poin.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com